Naik Motor Jakarta-London, Stephen Kini Mampir di Pakistan

VIVA – Pengendara sepeda motor asal Indonesia, Stephen Langitan yang turing keliling dunia sudah sampai di Islamabad, Ibu Kota Pakistan pada 29 Mei 2018 waktu setempat dengan mengendarai motor kesayangannya Kawasaki Versys-X 250 cc.

Duta Besar Indonesia,Iwan Suyudhie Amri di Pakistan menjadi tuan rumah atas kedatangan Stephen.  Stephen mengatakan, kedatangannya di Islamabad hanya sekadar mampir lalu akan meneruskan perjalanannya ke London yang rencananya akan dicapai pada 17 Agustus 2018 untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-73 di London.

Perjalanan yang ia tempuh lebih dari 11 ribu km tersebut dimulai dari Jakarta pada 15 Maret 2018, dalam waktu 53 hari Stephen telah melewati beberapa negara Asia seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, India lalu Pakistan.

Dengan moto Kibarkan Merah Putih, perjalanan Stephen dimaksudkan untuk memelihara semangat nasionalisme juga memupuk rasa persaudaraan antar bangsa. Stephen menceritakan pengalamannya selama perjalanan bertemu berbagai bangsa yang bersahabat.

Menurutnya , tidak ada salahnya merencanakan perjalanan lintas batas negara, hal ini di namainya, Brotherhood di luar batas.

Duta besar juga mengatakan hal ini memang butuh persiapan, mulai dari perencanaan yang baik, tekad yang kuat dan disiplin disetiap tahap melintasi negara baru dengan waktu yang tepat untuk sampai di London.

"Ini akan menjadi contoh yang baik bagi siapa pun bahwa setiap keberhasilan membutuhkan perjuangan, dan tidak ada yang instan," kata Iwan Suhuyudhie dalam wawancara Thenews.com di kutip VIVA, Senin 29 Mei 2018.

Seperti diketahui, Stephen memulai perjalanannya pada 15 Maret lalu yang dilepas oleh pejabat di Kementerian Perhubungan,Jakarta. Untuk memastikan keselamatannya selama perjalanan setelah dari Pakistan, Dubes Indonesia berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Pakistan serta Komunitas lokal.

Dengan sepeda motor kesayangannya, Stephen akan menjelajahi berbagai tempat di Pakistan seperti Muzaffarabad, Bassam, Hunza, dan Gilgit Baltistan.

Halaman Selanjutnya

"Ini akan menjadi contoh yang baik bagi siapa pun bahwa setiap keberhasilan membutuhkan perjuangan, dan tidak ada yang instan," kata Iwan Suhuyudhie dalam wawancara Thenews.com di kutip VIVA, Senin 29 Mei 2018.