Survei: Nurul Arifin Terpopuler di Pilwakot Bandung
- ANTARA FOTO/Novrian Arbi
VIVA – Aktris senior yang maju sebagai calon Wali Kota Bandung, Nurul Arifin, menduduki tingkat popularitas tertinggi di kancah Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2018. Bahkan, aktris film era 1984, Hati yang Perawan dan 1986, bersaing ketat dengan calon incumbent dari PKS, Oded M Danial.
Lembaga survei Indonesia Strategic Institute (Instrat) merilis hasil survei yang menyatakan Nurul Arifin memiliki tingkat popularitas 89,3 persen disusul petahana Oded M Danial 83,6 persen.
"Sosok Nurul memuncaki bursa popularitas. Sedangkan calon lainnya yaitu Yossi Irianto mencapai 70,9 persen," ujar Dewan Pakar Instrat, Sidrotun Naim dalam keterangan persnya, Minggu, 27 Mei 2018.
Bahkan, lanjut Naim, persaingan di tingkat elektabilitas ketiganya akan semakin sengit dalam sisa masa kampanye satu bulan. Figur Nurul yang berpasangan dengan cicit dari pahlawan nasional sekaligus guru bangsa HOS Tjokroaminoto, yaitu Chairul Yaqin Hidayat, memiliki selisih tiga persen dengan dua calon lainnya.
Dari survei tingkat elektabilitas menunjukkan, pasangan Nurul Arifin - Chairul Yaqin Hidayat 27,27 persen, pasangan dari PDI Perjuangan Yossi Irianto - Aries Supriatna 29,77 persen, sedangkan petahana Oded M Danial - Yana Mulyana 29,09 persen.
"Dari data tersebut, tidak ada satu pasangan pun yang dominan. Tidak bisa juga ditentukan siapa yang sedang memimpin karena ketiganya di dalam rentang margin error. Diprediksi, para pasangan akan mengintensifkan gerakannya memastikan kemenangan," ujarnya.
Meski jagoan PDI Perjuangan memiliki tingkat elektabilitas paling tinggi, menurut Naim, peralihan suara dari pemilih kepada calon lain berpotensi besar terjadi. Sosok Nurul Arifin dengan popularitas keartisannya dan Oded M Danial dengan bekal prestasi Pemkot Bandung bersama Ridwan Kamil, berpeluang besar menarik suara dari calon Wali Kota Bandung Yossi Irianto yang berlatar PNS dengan jabatan terakhir Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung.
"Survei menunjukkan hanya 38 persen pemilih menyatakan pilihannya tidak akan berubah sampai hari pemilihan. Ini jadi pertarungan strategis untuk dapat menggaet suara publik," katanya.
Survei dilakukan dengan metode pengumpulan data berbasis wawancara terstruktur face-to-face ke responden dengan usia minimal responden 17 tahun atau sudah menikah. Rentang pengambilan data 12 sampai dengan 15 Mei 2018, multistage random sampling, meliputi 30 kecamatan di Kota Bandung. Jumlah responden sebanyak 440 orang, dengan margin of error 4,6 persen.
"Tipisnya perbedaan perolehan elektabilitas, membuat Pilkada Kota Bandung sangat kompetitif sampai jelang pencoblosan," katanya.