Lawan Diskriminasi, Wanita Bercadar Bagi-bagi Bom Takjil
- VIVA/ Lucky Aditya.
VIVA - Aksi teror serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya membuat beberapa wanita bercadar merasa ada diskriminasi kepada mereka. Padahal mereka memilih cara berpakaian yang setidaknya menurut mereka, sesuai syariat Islam.
Di Kota Malang, puluhan komunitas bercadar ingin menghapus stigma negatif itu. Mereka membagikan takjil gratis kepada pengguna jalan. Komunitas bercadar ini ingin menegaskan meski bercadar, mereka bukanlah bagian dari kelompok radikal.
"Bagi-bagi takjil ini dilakukan oleh Komunitas Si Bekas (Kelompok jual beli barang bekas) bersama Komunitas Mumu (Kelompok Wanita Bercadar) Se Malang. Aksi ini kami beri nama bomb takjil gratis," kata Muhammad Ikhtiar, kordinator aksi, Kamis, 24 Mei 2018.
Aksi bomb takjil gratis dilakukan mulai pukul 16.30 hingga 17.30 WIB di depan Museum Brawijaya, Jalan Ijen, Kota Malang. Selain membagikan takjil gratis mereka juga membagikan bunga sebagai simbol kedamaian.
"Ini menyikapi tragedi pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo. Di situ orang-orang bercadar akhirnya diintimidasi. Tujuan kami hari ini yakni untuk menghilangkan pandangan masyarakat terhadap wanita bercadar," kata Muhammad Ikhtiar.
Bagi-bagi takjil gratis dan bunga diberikan kepada pengendara kendaraan roda dua dan roda empat serta tukang becak yang melintas di lokasi. Muhammad Ikhtiar menegaskan jika wanita bercadar bukanlah bagian dari teroris.
Menurut Muhammad Ikhtiar, menggunakan niqab adalah keputusan individu masing-masing yang harus dihormati. Muhammad Ikhtiar meminta masyarakat untuk menjauhkan pikiran bahwa wanita bercadar berbahaya.
"Kami mengajak komunitas wanita bercadar agar masyarakat tidak fobia dengan wanita bercadar. Kita juga ingin mengembalikan citra Islam, karena banyak masyarakat mengganggap bahwa wanita bercadar berbahaya. Padahal tidak bahaya dan mereka bukan bagian dari kelompok teroris," kata Muhammad Ikhtiar.