Bekas Rektor UGM Diberi Gelar Pahlawan
VIVAnews - Menyambut peringatan Hari Pahlawan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi tiga pejuang sebagai Pahlawan Nasional. Penghargaan itu disampaikan Presiden kepada para ahli waris mereka hari ini di Istana Negara.
Selain tiga gelar pahlawan nasional, 10 orang lainnya mendapat tanda kehormatan Republik Indonesia. Surat Keputusan Presiden RI dibacakan Sekretaris Militer, Mayjen TNI Budiman, selaku Sekretaris Jenderal Dewan Tanda-tanda Kehormatan RI.
Mereka diberi anugerah itu sebagai penghargaan dan penghormatan yang tinggi atas jasa-jasanya yang luar biasa, yang semasa hidupnya pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 058/TK/Tahun 2009, Presiden SBY menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada tiga orang putra terbaik bangsa yaitu:
1. Almarhum Laksamana Muda TNI (Purn) Jahja Daniel Dharma (John Lie), pejuang dari Sulawesi Utara;
2. Almarhum Prof Dr Ir Herman Johannes, pejuang dari Nusa Tenggara Timur dan pernah menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada;
3. Almarhum Prof Mr Achmad Subardjo, pejuang asal DKI Jakarta.
Sementara itu, untuk menghargai jasa-jasanya yang luar biasa terhadap nusa dan bangsa Indonesia di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa dan negara, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 059/TK/Tahun 2009, Presiden SBY menganugerahkan Tanda kehormatan Bintang Mahaputera kepada lima orang putra terbaik bangsa yaitu:
1. Almarhum KH Ahmad Sanusi dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana, pejuang asal Jawa Barat.
2. Almarhum Mr. Sutan Muhammad Amin (Kroeng Raba Nasution) dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana, pejuang asal Sumatera Utara.
3. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana, pejuang asal Nusa Tenggara Barat.
4. Almarhum Sri Susuhunan Pakubuwono X dianugerahi Bintang Mahaputera Adiparadana, pejuang asal Jawa Tengah.
5. Almarhum Ir. Herudi Kartowosastro, mantan Kepala Badan Standarisasi Nasional dan mantan Kepala Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi TMII, dianugerahi Bintang Mahaputera Nararya.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 060/TK/Tahun 2009, Presiden SBY menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang besar di suatu bidang atau peristiwa tertentu yang bermanfaat bagi keselamatan, kesejahteraan, dan kebesaran bangsa dan negara kepada:
1. Almarhum Gortap Sitompul, pengusaha percetakan
2. Almarhum Frans Mendur, pejuang perintis foto jurnalistik masa revolusi.
3. Almarhum Alex Mendur, pejuang perintis foto jurnalistik masa revolusi.
Presiden SBY menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 061/TK/Tahun 2009 atas jasa-jasanya yang besar dalam meningkatkan, memajukan, dan membina kebudayaan bangsa dan negara kepada:
1. Almarhum H. Usmar Ismail, seniman, penyair, dramawan, wartawan, sutradara, dan produser film.
2. Almarhum Dr. RM. Saptohoedojo, seniman lukis dan budayawan.
Sebelum menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan RI, Presiden SBY memimpin mengheningkan cipta. “Marilah kita mengheningkan cipta untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan kusuma bangsa, dengan iringan doa semoga arwah pada suhadat diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa,” kata SBY.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto; Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa; Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi; Menteri Perdagangan Mari E Pangestu dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Patrialis Akbar.