Peran Mantan Pelaku Teror Penting untuk Bantu Deradikalisasi

Pemerintah RI menghadapi tantangan berat dalam mengatasi teroris yang pulang dari wilayah konflik dan ekstrimisme dalam negeri.
Sumber :
  • abc

VIVA –  Mantan anggota kelompok radikal di Aceh, Yudi Zulfachri, menilai, mantan pelaku teror sangat berperan penting dalam membantu pemerintah melakukan upaya deradikalisasi. Menurut Yudi, seorang teroris akan lebih memandang mantan pelaku ketimbang aparat keamanan dan pejabat dari lembaga pemerintah.

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

"Dalam kelompok teroris itu ada pandangan in group dan out group. Maka semua yang di luar mereka atau out group, itu akan dianggap musuh," kata Yudi dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu 19 Mei 2018.

Menurut Yudi, sesuai pengalamannya, para pelaku teror akan lebih lunak saat berkomunikasi dengan orang-orang yang dianggap in group, atau pernah menjadi bagian dalam kelompoknya.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

Dia menyebutkan, para pelaku tidak akan mau diajak berkomunikasi oleh petugas dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Apalagi, menurut Yudi, jika tiba-tiba para pelaku teror dihadapkan dengan acara-acara deradikalisasi berupa seremonial dan diliput oleh media massa.

Yudi pun menceritakan kisahnya. Menurut dia, saat ditangkap polisi dirinya tidak mau berbicara dengan polisi apalagi BNPT. Saat itu, dia meminta untuk dipertemukan dengan Ali Imron, salah satu terpidana kasus bom Bali I yang kini membantu pemerintah menangkal radikalisme.

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

"Saya pertama kali berubah itu setelah berbicara dengan ustaz Ali Imron. Dari situ saya belajar, tetapi yang lain saya tolak," kata Yudi.

Remaja 16 tahun yang menikam pendeta dan bishop di Australia

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Remaja laki-laki berusia 16 tahun yang dituduh menikam dua pendeta saat kebaktian gereja di kota Sydney, Australia timur, resmi didakwa melakukan pelanggaran terorisme.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024