Belum Ada Keluarga yang Ambil 10 Jenazah Teroris Surabaya
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Bidang Dokter Kesehatan RS Bhayangkara Kepolisian Daerah Jawa Timur menyerahkan tiga jenazah terduga teroris yang tewas ke pihak keluarga pada Jumat, 18 Mei 2018. Tiga jenazah itu tewas dalam ledakan bom pipa di Rusunawa Wonocolo, Taman, Sidoarjo, pada Minggu malam, 13 Mei 2018.
Ketiga jenazah itu diserahkan setelah keluarga datang ke RS Bhayangkara untuk dimintakan data guna menyempurnakan identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification atau DVI. Informasinya, ketiga jenazah itu akan dimakamkan di Sidoarjo.
Ketiga jenazah itu, pertama, jenazah dengan kode IFRS 013/B001 Rusunawa, atas nama Anton Ferdianto, usia 46 tahun, alamat Manukan Kulon Blok 19H Nomor 19 Surabaya.
Jenazah kedua ialah istri dari Anton, yakni jenazah berkode IFRS 015/B atas nama Sari Puspita Rini (47) dengan alamat sama. Jenazah ketiga yang diserahkan berkode IFRS 014/B002 atas nama Helia Aulia Rahman (18). Dia putri dari Anton-Sari.
Tersisa sepuluh jenazah terduga teroris bom Surabaya yang masih berada di RS Bhayangkara. Belum ada pihak keluarga yang datang mengambil jenazah itu. Kemarin, Kamis, 17 Mei 2018, delapan jenazah hendak dimakamkan di pemakaman umum di Putat Jaya, tapi batal.
"Rekan-rekan tahu sendiri alasannya apa," kata kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera.
Surabaya diguncang serangan bom bunuh diri pada Minggu-Senin, 13-14 Mei 2018. Serangan pertama menyasar tiga gereja dengan lokasi berbeda yang dilakukan enam orang satu keluarga. Pelaku semuanya tewas. Serangan kedua menyasar Markas Polrestabes Surabaya. Pelaku satu keluarga dan tewas di lokasi empat orang.
Di tengah-tengah serangan itu, ledakan mengagetkan warga Rusunawa Wonocolo, Taman, Sidoarjo, pada Minggu malam, 13 Mei 2018. Kamar yang meledak ternyata dihuni terduga teroris. Sang terduga, Anton, Sari, dan Helia tewas di lokasi karena ledakan bom rakitan itu. (ase)