Densus 88 Juga Geledah Rumah Terduga Teroris di Malang
VIVA – Tim Densus 88 Antiteror Polda Jawa Timur menggeledah rumah terduga teroris Hari Sudarwanto di Perum Bukit Singosari Raya, Candirenggo, Singosari, Kabupaten, Malang, pada Kamis, 17 Mei 2018.
Penggeledahan dilakukan mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Hari Sudarwanto merupakan terduga teroris yang ditembak mati oleh Densus 88 di Komplek Perumahan AURI, Lemahputro, Kabupaten Sidoarjo, pada Rabu malam, 16 Mei 2018.
"Penggeledahan dipimpin Katim Densus Mabes Polri Kombes Pol Viktor Alexander. Ada tiga rumah yang digeledah dua milik Hari satu milik tetangga yang dipasrahkan ke Hari. Tim Labfor Polres Malang turut melaksanakan pemeriksaan," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Barung mengatakan hasil penggeledahan tim Densus mengamankan beberapa barang bukti diantaranya, 1 Unit CPU, 2 Buah Buku Harian, 1 Name Text Jawa Pos Group JP Book atas nama Hari Sudarwanto. Ia diduga jaringan teroris Budi Satrijo penyuplai bahan kimia untuk pelaku serangan bom bunuh diri di Surabaya.
"Hari Sudarwanto adalah adik ipar sekaligus jaringan Almarhum Budi Satrijo (Terduga peracik bom) yang tertembak oleh Densus 88 di Perumahan Puri Maharani," papar Frans Barung.
Sementara Lurah Candirenggo, Singosari, Wiwik Mariyati mengaku diminta untuk mendampingi proses penggeledahan yang dilakukan oleh tim Densus 88. Wiwik menyebut jika Hari Sudarwanto sudah tinggal selama 18 tahun di rumah tersebut.
"Ia sebenarnya sudah tinggal 18 tahun di sini. Dia juga pernah jadi ketua RT dan seketaris RW. Memang kesehariannya berbeda dengan lainnya, jarang bersosialisasi," ucap Wiwik.
Kini, rumah Hari Sudarwanto dipasang garis polisi. Warga maupun keluarga dilarang memasuki rumah itu untuk jangka waktu beberapa hari selama penyelidikan dilakukan. Bahkan polisi juga menutup pintu rumah Hari dengan kayu yang dipalangkan.
Sebelumnya, masih di hari yang sama, tim Densus 88 menggeledah dan mengamankan sejumlah orang terkait tindak pidana terorisme. Masing-masing dua orang di Cirebon dan empat orang di Mojokerto, Jawa Timur.