Cerita Anak Bomber Surabaya Diajak Berjihad oleh Ayahnya

Aksi solidaritas ledakan bom Surabaya
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M N Kanwa

VIVA – Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Tito Karnavian mengunjungi tiga anak pelaku yang selamat dari ledakan bom di lantai lima Blok B No.2 Rusunawa, Wonocolo, Sidoarjo, pada Senin, 14 Mei 2018. 

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

Ledakan ini merupakan salah satu dari rentetan ledakan bom di Surabaya. Kamar tersebut ditinggali enam orang anggota keluarga, dua orang tua dan empat orang anak.

Akibat peristiwa tersebut, terduga pelaku Anton Febrianto (47), Puspita Sari (47) dan satu anak tertua, H (17), dinyatakan meninggal dunia. Sementara tiga adiknya yang lolos dari ledakan adalah anak kedua, AR (15), anak ketiga FPH (11) mengalami luka di bagian paha sebelah kiri dan anak keempat H (11) luka pada hidung.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

Dalam kejadian itu, AR (15), anak kedua dibantu oleh warga sekitar menyelamatkan kedua adiknya dari ledakan untuk dibawa ke RS Siti Khodijah dan saat ini sudah di rujuk ke RS Bhayakara Polda Jawa Timur. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengatakan, anak terduga pelaku bernama AR sempat menceritakan kepada Kapolri mengenai kegiatan sehari-hari sang ayah.

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

"Dia bilang ayahnya sehari-hari menjadi penjual jam tangan online dan seringkali mendengarkan ceramah melalui internet," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu, 16 Mei 2018.

AR juga mengatakan bahwa ayahnya seringkali mengajaknya berjihad, namun sebanyak itu juga ia menolak dengan alasan tidak sesuai pemikirannya dan bertolak belakang dengan ajaran Islam.

Pada kesempatan itu, AR juga membenarkan bahwa bom yang meledak pada malam itu milik ayahnya yang dirakit sendiri hasil belajar melalui internet dan Youtube.

"Awalnya AR tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom hingga menyebabkan terjadinya ledakan di kamar yang ditinggalinya bersama," ucapnya.

Sebelumnya, ledakan besar terjadi di belakang Markas Polsek Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Ledakan terjadi pukul 21.00 WIB, Minggu, 13 Mei 2018.

Berdasarkan informasi yang diterima, ledakan terjadi di Rumah Susun Sederhana Sewa Wonocolo Sepanjang, yang berada di belakang kantor Polsek Taman.

"Iya, benar ada (ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sepanjang). Tepatnya di belakang Kantor Polsek Taman," kata Kabid Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera, dihubungi VIVA.

Akibat ledakan besar itu, menurut Frans Barung, dua orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Sementara di dalam kamar sumber ledakan ditemukan tiga orang dalam kondisi terkapar.

Polisi memastikan, ledakan itu bukan terjadi akibat tabung gas. Tapi diduga kuat bom. "Yang jelas (ledakan) bukan dari LPG."

Ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo, itu hanya berselang beberapa jam dari aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu pagi. Laporan sementara, bom bunuh diri itu menyebabkan 13 korban tewas, termasuk di antaranya enam pelaku, dan 41 orang mengalami korban luka.

Remaja 16 tahun yang menikam pendeta dan bishop di Australia

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Remaja laki-laki berusia 16 tahun yang dituduh menikam dua pendeta saat kebaktian gereja di kota Sydney, Australia timur, resmi didakwa melakukan pelanggaran terorisme.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024