Belum Ada Pihak yang Akui Anak Teroris Surabaya Kerabat
- REUTERS/Beawiharta
VIVA – Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan nasib anak terduga teroris Mapolres Surabaya, yang selamat dalam aksi teror bom bunuh diri pada Senin pagi, 14 Mei 2018.
Pihaknya masih akan mencari siapa pihak yang layak merawat dan mengasuh bocah berinisial A berusia delapan tahun tersebut.
"Kapolda masih menilai, siapa yang layak merawat dan mengasuh," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa 15 Mei 2018.
Setyo menuturkan, belum ada pihak keluarga yang datang dan mengakui bahwa anak tersebut sebagai anggota keluarganya.
"Sampai dengan jam dua siang tadi, belum ada keluarga yang mengakui bahwa ini keluarganya," ujarnya.
Lebih lanjut, dalam kasus rangkaian teror bom di Surabaya ia mengatakan, anak-anak yang terlibat hanya sebagai korban, bukan sebagai pelaku. Meskipun begitu, pihaknya akan tetap memintai keterangan dari anak-anak yang selamat.
"Bukan diperiksa namanya, tetapi tetap dimintai keterangan atau diwawancarai," ujarnya.
Untuk meminta keterangan sang anak, Polri bekerja sama dengan instansi atau lembaga yang membawahi dan membimbing masalah anak-anak.
Sebelumnya, dalam rangkaian tragedi aksi teror di Surabaya, para pelaku terduga teroris melibatkan anak. Dalam teror bom bunuh diri di tiga gereja, ada empat anak dilibatkan semuanya tewas.
Sementara itu, dalam ledakan yang terjadi di Rusunawa Sidoarjo, tercatat ada empat anak jadi korban, di mana satu orang tewas dan tiga anak lainnya selamat.
Kemudian, pada aksi teror di depan Mapolres Surabaya, satu anak turut dilibatkan dalam aksi bom bunuh diri. Beruntung, sang anak selamat dan saat ini tengah menjalani perawatan.