Tolak Tinggal dengan Orangtuanya, Anak Teroris Ini Selamat
- ANTARA FOTO/Umarul Faruq
VIVA – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menceritakan soal kondisi keluarga teroris Sidoarjo yang bomnya meledak sendiri di unit mereka di lantai 5 Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dia mengatakan, Anton yang merupakan kepala keluarga tewas dengan istri dan satu orang anaknya. Sementara itu, tiga anak lainnya dalam keadaan selamat.
Ternyata, diketahui bahwa anak sulungnya yang berusia 16 tahun selama ini menolak tinggal bersama orangtuanya yang sudah beraliran paham radikal. Dia akhirnya selamat, karena memilih tinggal bersama neneknya di rusunawa yang sama hanya berbeda blok.
"Tiga selamat dan yang satu selamat umur 16 tahun lelaki mengatakan dia tak mau tinggal dengan orangtuanya. Dia tinggal bersama neneknya di lain blok. Dia tak sepaham dengan orangtuanya," kata Tito dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang bertajuk "Tragedi Mako Brimob dan Surabaya, Duka Kita Duka Bangsa" di tvOne, Selasa malam, 15 Mei 2018.Â
Tito mengatakan bahwa Anton sang ayah diketahui merupakan teman dekat istri Dita, teroris yang melakukan teror bom di tiga gereja di Surabaya.
Kapolri menambahkan, sudah berbicara dengan anak berusia 16 tahun tersebut. Dia menceritakan, kala keluarga mereka bertemu dan anak-anak diajak ikut, maka yang dibicarakan selalu soal perang.
"Di rusunawa ditemukan banyak rangkaian bom dan bahan pembuatan bom, di sana dibuat bom pipa dan membuatnya sangat mudah," kata Kapolri.