Ayah Nonton Youtube Lalu Rakit Bom untuk 'Jihad'
- ANTARA FOTO/Umarul Faruq
VIVA – Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi Tito Karnavian mengunjungi tiga anak terduga teroris yang selamat dari ledakan bom di lantai lima Blok B Nomor 2, Rusunawa Wonocolo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.
Ledakan ini, merupakan salah satu dari rentetan ledakan bom ini terjadi, setelah ledakan tiga gereja di Kota Surabaya. Kamar tersebut ditinggali satu keluarga yang terdiri dari enam orang. Pasangan suami istri, Anton Febrianto (47 tahun) dan Puspita Sari (47 tahun) dan empat anaknya.
Dalam peristiwa pada Minggu 13 Mei 2018, Anton dan Puspita, serta anak sulungnya tewas di lokasi. Sementara itu, tiga anak Anton lainnya, yakni AR (15 tahun), FP (11 tahun), dan HD (11 tahun), mengalami luka-luka.
Ketiga anak itu, kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, setelah sebelumnya dirujuk dari Rumah Sakit Siti Khodijah.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal, saat dikunjungi Kapolri, AR, mengisahkan kegiatan Anton, sebelum akhirnya bom yang sedang dirakit meledak.
AR menceritakan, ayahnya tidak belajar membom melalui orang lain, apalagi pergi ke Suriah. Melainkan, dengan hanya melalui jaringan internet.
"Dia bilang, ayahnya sehari-hari menjadi penjual jam tangan online dan seringkali mendengarkan ceramah melalui internet," kata Iqbal, Selasa,15 Mei 2018.
Selama ini, menurut AR, ayahnya seringkali mengajaknya berjihad. Tapi, AR selalu menolak keinginan ayahnya itu.
Alasannya, AR mengetahui bahwa jihad ala Anton bertentangan dengan ajaran agama yang mereka anut, yakni Islam.
AR mengatakan, bom yang menyebabkan ayah, ibu dan kakaknya tewas itu merupakan salah satu bom yang sedang dirakit sendiri oleh Anton di dalam unit rusun.
AR menuturkan, selama ini dia tak tahu, jika benda-benda yang sedang dirakit ayahnya itu merupakan bom. Setahunya, ayahnya mengetahui cara membuat bom melalui tayangan di YouTube.
"Awalnya, AR tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom hingga menyebabkan terjadinya ledakan di kamar yang ditinggalinya bersama," ujar Iqbal. (asp)