Jasad Legita Korban Bom Surabaya Disambut Jemaat
- VIVA/Sherly
VIVA – Jasad Legita alias Lim Gwat Ni, satu di antara dua belas korban tewas akibat ledakan bom bunuh diri di Surabaya, tiba di kampung halamannya di Tangerang, Banten, pada Selasa, 15 Mei 2018.
Jenazah wanita berusia 56 tahun itu langsung dibawa ke Gereja Katolik Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Paroki, Tangerang. Disambut para romo gereja setempat serta jemaat yang dilanjutkan dengan misa.
Saat jenazah datang, anak pertama Legita dan Aan Teja yakni, Max Prawira Teja, tak henti menangis. Bahkan, ia yang juga turut dalam rombongan penjemput jasad sang ibu, sempat kehilangan keseimbangan karena tak kuasa melihat jasad ibunya di dalam peti.
Para romo dan jemaat membantu Max berusaha menguatkan semangatnya. Max mengaku tak menyangka bahwa sang ibu bisa menjadi korban ledakan bom di Surabaya.
"Enggak sangka, begitu ada kejadian, enggak tahu kenapa, saya langsung saja ke sana pastikan kondisinya. Ternyata jadi seperti ini," katanya.
Puluhan orang tewas
Legita menjadi korban ledakan bom bunuh diri pada satu dari tiga gereja, Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya, Surabaya, pada Minggu pagi, 13 Mei 2018. Serangan itu juga menewaskan empat jemaat lain dan dua pelaku bom bunuh diri.
Dua gereja lain yang diserang peledakan bom itu ialah Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno. Di GKI, tiga orang tewas, semua pelaku. Di Gereja Pantekosta, tujuh jemaat meninggal dunia dan satu pelaku tewas.
Peristiwa bom bunuh diri serupa terjadi di Rumah Susun Wonocolo di Sidoarjo pada Minggu malam. Tiga orang tewas, semua pelaku.
Lalu, pagi esok harinya, bom bunuh diri juga meledak di halaman Markas Polrestabes Surabaya. Empat orang tewas dan semua pelaku.
Polisi merilis jumlah korban aksi teroris itu total 25 orang. Rinciannya, 12 korban di pihak warga/jemaat dan 13 orang pelaku.