Selamat Jalan, Bupati Dalang Kondang Enthus Soesmono
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Pemakaman dalang kondang sekaligus Bupati Tegal Enthus Soesmono berlangsung haru. Ribuan pelayat berjubel mengantarkan jenazah ke lokasi peristirahatan terakhir di Desa Bengkle, Kecamatan, Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Selasa siang, 15 Mei 2018.
Tangis pelayat pun terdengar lirih saat prosesi penghormatan terakhir dan pelepasan jenazah di Pendapa Amangkurat, Tegal. Pelepasan jenazah juga dihadiri Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Penjabat Sementara Bupati Tegal Sinoeng N Rachmadi, serta sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah.
"Saya yakin tidak hanya saya tetapi bapak-ibu semua juga merasa kehilangan. Namun kita orang-orang beriman harus mengikhlaskan Ki Enthus yang kita cintai,” kata Heru Sudjatmoko saat melepas jenazah.
Di mata Heru, sosok Enthus adalah pejabat, seniman sekaligus kiai yang luar biasa. Heru bahkan menyatakan menjadi salah satu penggemar pria kelahiran Tegal, 21 Juni 1966 tersebut. Sebab selain sibuk sebagai bupati, Enthus juga masih terus aktif dalam berkesenian.
“Jateng mempunyai program pentas wayang, salah satu yang saya pilih adalah Ki Enthus. Jadwal pementasannya setelah pilkada, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Selain mengagumi Enthus, Heru menuturkan, bahwa sosok Almarhum dikenal sebagai pribadi ramah dan periang. Kehadirannya selalu membawa keceriaan bagi orang-orang di sekitarnya. “Ki Enthus sangat dicintai rakyat. Tapi Allah berkehendak lain. Semoga beliau husnulkhatimah, diampuni segala dosanya, semua amal kebaikannya diterima, dan diberikan tempat sebaik-baiknya di sisi Allah, " ujar mantan bupati Purbalingga itu.
Putra Enthus Susmono, Firman Haryo Susilo, mengenang sang ayah sebagai pribadi pekerja keras, pembelajar, rajin mengaji serta perhatian terhadap keluarga. Bahkan saat sakit pun sang ayah tak pernah sekali pun mengeluh. “Kalau mengeluh capek iya, biasanya Abah cuma minum obat terus tidur kemudian bangun sudah guyonan lagi,” katanya.
Bahkan sampai detik-detik akhir usianya, kata Firman, sang ayah masih terus berkarya di dunia kesenian, khususnya melestarikan kesenian wayang sebagai identitas orang Jawa.
“Saya atas nama keluarga mohon maaf sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya segala kesalahan Abah selama menjabat maupun sebelum menjabat bupati. Semua kejelekan Almarhum mohon dimaafkan. Terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Tegal, semoga pengabdiannya selama lima tahun bisa mengantarkan Abah ke surga,” katanya.
Enthus Soesmono meninggal dunia di usia 52 tahun akibat sakit jantung pada Senin malam, 14 Mei 2018. Bupati yang dikenal khalayak sebagai dalang, kiai serta aktivis Nahdhatul Ulama itu meninggal saat dia kembali mencalonkan sebagai bupati untuk periode kedua bersama wakilnya Umi Azizah. Keduanya diusung oleh satu partai, yakni PKB. (mus)