Trisakti: Bom di Surabaya Jadi Pengingat Tragedi 12 Mei
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Universitas Trisakti menganggap peristiwa peledakan bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur, sebagai pengingat kasus kematian empat mahasiswa kampus itu yang disebut Tragedi Trisakti 12 Mei 1998.
Sebab, peristiwa di Surabaya pada Minggu, 13 Mei 2018, bertepatan dengan peringatan Tragedi Trisakti pada malam sebelumnya. Pada 12 Mei, digelar malam renungan atas peristiwa yang menggugurkan empat mahasiswa Trisakti, antara lain Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Hery Hertanto, dan Hendriawan Sie.
"Di sela perjuangan kami yang belum berhenti, kami sangat terkejut atas peristiwa pengeboman tersebut. Dan kami menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga dan rekan dari korban," kata Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Universitas Trisakti (Ika-Usakti), Iwan Kurniawan, dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA pada Senin malam, 14 Mei 2018.
"Kami berharap peristiwa pengeboman yang kejadiannya berdekatan dengan 20 tahun Tragedi 12 Mei juga menjadi pengingat bahwa perjuangan reformasi adalah untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk melakukan teror dan ketakutan kepada bangsa sendiri," katanya.
Menurut Iwan, di antara fokus agenda pembangunan dan ekonomi, seharusnya pemerintah juga terus mencanangkan peningkatan semangat kebangsaan dan kerukunan antarumat beragama. Pengawasan kegiatan beragama untuk seluruh kepercayaan seharusnya dijamin pemerintah.
"Peningkatan keamanan dan aparatur jangan reaktif dan temporer ketika sudah ada kejadian seperti ini," ujarnya.
"Kejadian pengeboman gereja di Surabaya," Iwan menambahkan, "Menjadi kenyataan pahit bahwa bangsa kita rentan menghadapi konflik dan musuh dari bangsa sendiri".