Jemaat Wanita yang Setia di Gereja Santa Maria Itu Meninggal
- ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
VIVA – Mayawati (82), jemaat Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel, Surabaya yang merupakan salah satu korban serangan bunuh diri di gereja itu sempat dirawat intensif di RSUD Dr. Soetomo. Namun nyawanya tidak tertolong karena mengalami luka yang cukup parah.
"Meninggalnya Minggu malam jam 19.00 WIB, sudah dioperasi, sudah diusahakan semaksimal mungkin, nyawanya tidak tertolong," kata Maria Hamdani yang merupakan kemenakan korban di Surabaya, Jawa Timur, Senin 14 Mei 2018.
Maria menyebut tantenya tersebut mengalami luka cukup parah di bagian badan. Kaki kanan Mayawati juga hampir putus. Saat serangan bom bunuh diri dilakukan, diketahui bahwa Mayawati memang berada di dekat lokasi ledakan.
"Tulang dadanya remuk, remuk itu masuk ke paru-paru. Terus tangannya patah," ujar Maria.
Mayawati tinggal seorang di Surabaya dan ia belum menikah. Mayawati dikenal sebagai seorang yang rajin beribadah di gereja Santa Maria. Hampir setiap Minggu Mayawati selalu menyempatkan ibadah pagi di gereja itu.
"Sudah puluhan tahun tinggal di Surabaya. Tante tinggal di rumah kos, mulai muda. Dia memang punya rumah sendiri tapi tidak dipakai. Dia memang suka ngekos dan kosnya di Ngagel Jaya. Tante ini setiap Minggu naik taksi ke gereja," papar Maria.
Jenazah Mayawati kini disemayamkan di rumah persemayaman Gotong Royong, Blimbing, Kota Malang. Jenazah rencananya akan dimakamkan pada Selasa siang menanti keluarga tiba di Malang.
"Rencananya besok jam 12.00 WIB, tapi masih dirundingkan sama keluarga dimakamkan atau dikremasi. Tante ini memang tidak menikah, belum menikah. Jadi memang hidup sendiri," lanjutnya.