Bagaimana Anak Kecil Ini Lolos dari Ledakan Bom Surabaya
- Repro Instagram
VIVA – Pemboman lagi-lagi terjadi di Kota Surabaya, Jawa Timur, setelah tiga gereja, kali ini pelaku teror meledakkan bom di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.
Pemboman di Mapolrestabes Surabaya, terjadi Senin pagi, 14 Mei 2018. Bom diledakkan di pos penjagaan di gerbang masuk utama.
Pola peledakan bom di Mapolrestabes Surabaya, sangat mirip dengan pola peledakan bom di gerbang masuk Gereja Santa Maria Tak Tercela di Jalan Ngegel Madya Utara, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Berdasarkan hasil rekaman kamera keamanan atau CCTV, terlihat jelas pelaku datang untuk meledakkan bom dengan mengendarai sepeda motor.
Pada peledakan di Mapolrestabes Surabaya, pelaku mengendarai dua sepeda motor sekaligus. Mereka datang dengan santai dan menghampiri petugas jaga yang melakukan pemeriksaan.
Saat petugas menghampiri mereka untuk melakukan pemeriksaan, tiba-tiba saja, terjadi dua kali ledakan beruntun.
Sebanyak empat petugas polisi dan enam warga terluka akibat dua ledakan in. Sedangkan empat pelaku peledakan bom tewas di lokasi. Pelaku diketahui berjenis kelamin laki-laki dan seorang perempuan dewasa.
"Mereka masuk dan penjagaan cukup ketat, saat disetop ada mobil anggota mau masuk, kemudian terjadi ledakan, empat orang meninggal," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Dari penyelidikan sementara, pelaku menggunakan dua sepeda motor yang masing-masing berpelat nomor polisi L6629 NN dan L3559G.
Namun, ada fakta dalam peristiwa peledakan ini. Beberapa saat setelah terjadi ledakan, tiba-tiba petugas dikejutkan dengan kemunculan seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan.
Dia tampak bangun di antara mayat-mayat pelaku dan puing-puing sisa ledakan bom.
Terlihat anak berkerudung itu bangkit lalu, berjalan sempoyongan ke arah depan sebuah mobil yang terhenti di lokasi ledakan.
Dalam kondisi lokasi masih berbahaya, polisi pun mengejar anak itu dan menyelamatkannya dengan cara menggendongnya menjauhi lokasi ledakan.
Belakangan anak perempuan itu diketahui berinisial AP (8 tahun), dia diduga anak dari pelaku peledakan bom tersebut.
Apa yang terjadi pada AP di luar perkiraan. Karena, dia bisa selamat meski berada di titik dua bom meledak.
Kapolri menyebut anak itu bisa selamat dari dari ledakan, karena terlempar saat bom diledakkan pelaku. "Anak tersebut terlempar masih selamat," kata Tito.
Saat bom meledak, AP berada di salah satu sepeda motor.
Ini terlihat dari rekaman CCTV Polrestabes, yang merekam detik-detik bom meledak.
Dari rekaman CCTV, terlihat jelas, AP menumpangi sepeda motor kedua yang berhenti paling belakang saat tiba di Mapolrestabes Surabaya. Saat itu, AP terlihat duduk dibonceng di bagian terdepan motor. Yakni, tepat di depan pengendara.
Tampak ledakan bom pertama terjadi sepeda motor paling depan. Kemudian, dalam sekejap mata, bom meledak juga dari motor yang berhenti di belakangnya.
Berkaca pada peledakan bom di Gereja Santa Maria, pola peledakan bom yang menggunakan sepeda motor dan memakai bom jenis pangku. Diduga, pelaku peledakan bom di Mapolrestabes Surabaya, juga memakai bom jenis sama.