Jokowi Siapkan Penjara Teroris Terpisah dari Markas Polisi
- Dok. Humas Mabes Polri
VIVA – Presiden Joko Widodo mengkaji supaya penjara bagi narapidana teroris tidak lagi dibuat bersatu dengan markas Kepolisian. Hal itu menjadi salah satu bahan evaluasi pemerintah usai kerusuhan yang menewaskan lima polisi yang dipicu para napi teroris alias napiter di Mako Brimob Depok, Jawa Barat, pekan ini.
"Harus ada evaluasi total, koreksi. Koreksi baik untuk penjaranya, apakah perlu di markas atau di luar markas," ujar Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 12 Mei 2018.
Selain itu menurut Jokowi, pemerintah juga mengkaji pemeriksaan khusus yang dilakukan kepada para tersangka teroris.
"Akan menjadi sebuah evaluasi total dari Polri supaya tidak ada lagi kejadian seperti itu," ujar Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menjamin bahwa insiden di Mako Brimob tidak akan berpotensi menjadi gangguan keamanan di dalam negeri sepanjang 2018. Mantan Gubernur DKI ini memastikan bahwa sejumlah perhelatan besar seperti Asian Games XVIII di Jakarta-Palembang serta pertemuan tahunan IMF di Bali akan aman.
"Saya kira aparat kita siap mengawal perhelatan besar yang ada di Tanah Air. Bahwa ada peristiwa (terorisme), saya kira tidak hanya di Indonesia. Di negara lain juga karena tidak ada yang bersih dari peristiwa teror," ujar Presiden Jokowi.
Â