Jokowi: Palestina Selalu Ada di Napas Indonesia
- VIVA.co.id/ Agus Rahmat.
VIVA - Ribuan orang menggelar aksi Bela Palestina atau 511 di Monas, sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian umat Islam Indonesia menentang kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
Pada kesempatan yang sama, saat membuka pertemuan Trilateral Ulama Afghanistan, Indonesia, dan Pakistan tentang Perdamaian dan Stabilitas di Afghanistan, Presiden Jokowi juga menyinggung soal sikap Indonesia terhadap pemindahan kedutaan AS itu.
Jokowi mengatakan pertemuan trilateral ini berlangsung di tengah keprihatinan atas kondisi di Palestina oleh sikap Amerika Serikat.
"Pertemuan trilateral ulama ini kami lakukan di tengah keprihatinan dunia, khususnya umat Islam, terkait pemindahan kedutaan besar AS ke Yerussalem. Indonesia mengecam keras keputusan ini, keputusan pelanggaran ini melanggar resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Oleh karena itu, saya mendesak Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB untuk membahas isu tersebut dan mengambil langkah selanjutnya," kata Jokowi, dalam sambutannya di Ruang Garuda Istana Bogor, Jumat, 11 Mei 2018.
Ribuan umat Islam menggelar aksi 115 Bela Palestina, di Monas, Jakarta, Jumat, 11 Mei 2018.
Hingga kini, Presiden AS Donald Trump masih bersikukuh untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerussalem. Padahal, banyak negara yang sudah mengecam tindakan itu. Dalam kesempatan itu, Jokowi menilai apa yang dilakukan AS ini bisa mengancam perdamaian dunia.
"Ini juga mengganggu proses perdamaian dan juga mengancam kedamaian itu sendiri," kata Jokowi.
Untuk itu, ia mengimbau, agar negara-negara lain yang memiliki kedutaan di Israel, tidak melakukan hal serupa AS.
Dalam kesempatan ini juga, Presiden Jokowi kembali menegaskan perjuangan Indonesia untuk membela dan mendukung kemerdekaan penuh Palestina. Jokowi mengatakan, rakyat Indonesia akan terus berjuang bersama rakyat Palestina.
"Dan Palestina akan selalu ada di helaan napas diplomasi Indonesia," ucap Jokowi. (ase)