PSK Semarang Cairkan Tabungan, Ada yang Rp220 Juta
- VIVA.co.id/ Dwi Royanto.
VIVA - Momentum jelang bulan Ramadan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ratusan pekerja seks komersial di kompleks Resosialisasi Argorejo, Sunan Kuning, Semarang. Mereka kini bisa mencairkan uang tabungan atas jerih payah pekerjaan yang dilakoni selama setahun.
Ya, para PSK Sunan Kuning memiliki tradisi pencairan dana tabungan tiap jelang Ramadan tiba. Uang tabungan itu diambil dari pengurus komplek sebelum mereka pulang ke kampung halaman.
"Kami sudah membagikan tabungan milik anak asuh. Total tabungannya ada Rp220 juta. Itu miliknya 486 anak asuh di Sunan Kuning, " kata Ketua Resos Argorejo, Suwandi Eko Putranto, Senin, 7 Mei 2018.
Menurutnya, setiap pekerja seks rutin menyisihkan penghasilannya untuk ditabung di rekening yang disediakan pengelola setiap pekan sekali. Kewajiban menabung menjadi tradisi yang berjalan sejak puluhan tahun.
Tahun ini, total uang yang terkumpul mencapai Rp220 juta. Jumlah itu, menurut Suwandi, turun drastis di banding tahun lalu. Paling besar jumlah PSK yang menabung tahun ini Rp50 juta rupiah.
"Jumlah tabungan paling banyak diambil oleh Vivi, seorang PSK asal Tuban Jawa Timur di Wisma Barbie. Kalau tahun kemarin PSK asal Boyolali bisa nabung sampai Rp110 juta," katanya.
Sepinya pendapatan PSK Sunan Kuning tak lepas dari kabar bahwa kompleks lokalisasi terbesar di Jawa Tengah itu akan ditutup akhir tahun ini. Meski masih wacana, diakui Suwandi, hal itu membuat pelanggan takut datang.
"Penurunan jumlah tamunya sampai 40-50 persen. Tiap gang ada 30 room tapi yang isi cuma separuhnya. Malah pernah blong-blongan tujuh hari berturut turut," ujarnya.
Lantaran sepi pelanggan, ia pun kerap mendapati ada beberapa PSK yang jarang terlihat menabung. Dalam setahun, jumlahnya bisa dihitung dalam jumlah sedikit.
Ia berharap pemkot menunda penutupan Sunan Kuning agar bisa memberikan kepastian bagi penghuninya. Kalau terpaksa ditutup, ia meminta pemkot menyediakan uang usaha dan memberi pesangon ditambah uang transport sebagai kompensasi bagi tiap PSK.
"Apalagi kita sudah puluhan tahun membina mereka. Jangan sampai manusianya terlantar. Harusnya dibekali pesangon yang cukup buat membuka usaha di kampung halaman masing-masing," ujarnya.