Polisi Pukul Wanita Hingga Pingsan di Panggung Sedekah Bumi

Polisi pukul wanita.
Sumber :
  • Repro Instagram

VIVA – Kepala Bagian Penerangan Umum Humas Polri, Komisaris Besar Polisi Syahar Diantono menyesalkan insiden penamparan yang dilakukan Bripka Riyanto, anggota Bhabinkamtibmas Polres Blora, karena memukul wanita yang merupakan keponakannya bernama Sulastri.

10 Anggota DPRD Blora Dipanggil Kejaksaan Terkait Dugaan Korupsi Honorarium Narasumber 2021

Menurutnya, sebagai anggota Polri, harusnya bisa menahan emosi dan memberikan contoh kepada masyarakat.

"Inilah yang kita sesali. Seharusnya, anggota Polri ini kan menjadi contoh bagi rekan sesama polri atau pun contoh buat masyarakat. Seharusnya, tidak boleh emosi walaupun itu saudara, tapi tidak boleh," kata Syahar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 2 Mei 2018.

Gerindra Blora Solid Dukung Sudaryono Jadi Gubernur Jateng

Lebih lanjut, ia mengatakan, seharusnya Bripka Riyanto membawa pulang Sulastri, terlebih dahulu jika ingin membicarakan sesuatu. Jika Sulastri tak mau, ia menyarankan agar menggunakan cara yang lebih etis dan tidak kasar.

"Ini pembelajaran bagi Polri dalam menghadapi sesuatu masalah. Jangan terpancing, walaupun dipermalukan dan menyakiti perasaan. Itu lah kita harus mengayomi masyarakat dan sabar," ucapnya.

Marak Perselingkuhan, Kepala BKD Blora Imbau ASN Pajang Foto Keluarga di Meja Kerja

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Polisi Agus Triatmaja mengatakan, polisi yang menampar wanita tersebut bernama Bripka Riyanto yang merupakan anggota Bhabinkamtibmas Polres Blora. Sementara itu, sang perempuan bernama Sulastri.

Agus menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada Selasa 1 Mei 2018 sekitar pukul 14.00 WIB. Kejadian tersebut saat acara sedekah bumi. Kala itu, Riyanto berniat untuk mengajak Sulastri turun dari panggung. Namun, ditolak Sulastri yang kemudian malah mengomel-omel.

"Itu maksudnya, biar tidak mengganggu acara sedekah bumi. Ini antara paman dan keponakan, bukan ada maksud lain," kata Agus.

Ia menambahkan, Sulastri selama ini diketahui mengalami depresi, karena masalah keluarga. Bahkan, kedua anaknya tidak diurus dan terpaksa dirawat neneknya.

"Sulastri ini depresi. Dia ada masalah keluarga. Dia sudah pisah ranjang dan punya anak dua," katanya.

Selain itu, Bripka Riyanto juga melakukan penamparan, lantaran malu atas tindakan Sulastri selama ini karena sering berpakaian tidak sopan.

Meskipun begitu, pihak Propam Polda Jateng pun melakukan penyelidikan dan memberikan sanksi disiplin kepada Bripka Riyanto. "Sudah diberi sanksi disiplin," katanya.

Kereta api berhenti saat ada rel yang terputus di Blora, Jawa Tengah

Dua Lansia Selamatkan Kereta dari Kecelakaan di Blora Jateng

Kereta api (KA) Dharmawangsa berhenti setelah menerima kode tanda bahaya yang diberikan dua lansia bernama Jamin (62 tahun) dan Sarmo (66 tahun).

img_title
VIVA.co.id
9 Oktober 2024