Mendikbud: Konsep UNBK SMP dan SMA Tetap Dipertahankan
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi memastikan konsep soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk sekolah tingkat menengah pertama akan diteruskan tahun depan. Server yang sempat bermasalah tak menjadi persoalan.
Muhajir optimistis konsep UNBK akan meningkatkan mutu pengajaran guru kepada siswa.
"Dari evaluasi UNBK baik tingkat SMA/SMK dan SMP berjalan bagus. Kami pastikan konsep pembuatan soal seperti kemarin dipertahankan pada tahun-tahun mendatang,” kata Muhajir di Yogyakarta, Sabtu 28 April 2018.
Dia mengatakan, bermasalahnya server saat ujian UNBK tingkat SMP karena peningkatan jumlah SMP yang mengikuti UNBK. Dari sebelumnya hanya 32 persen, tahun ini meningkat menjadi 63 persen dan ditargetkan 80 persen seluruh SMP ikut tahun depan.
"Di hari pertama kami akui terjadi masalah di server pusat yang disebabkan akses bersamaan guru mengunduh soal, sehingga terjadi penyempitan dan bisa diatasi dengan pembukaan server cadangan,” katanya.
Kemudian, Muhajir menekankan kebijakan menerapkan soal ujian dengan konsep Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada UNBK pertama kalinya tahun ini bertujuan mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Kata dia, jika didalami dari soal-soal UNBK 2018, hanya 10 persen yang memiliki tingkat kesulitan tinggi. Sementara itu, sisanya memiliki tingkat menengah dan rendah.
“Pasalnya yang dikeluhkan di media sosial adalah yang beberapa soal yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, angkanya tidak lebih dari lima,” lanjutnya.
Bila dibandingkan dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian UNBK SMA/SMK 2018 sebanyak 4,2 juta siswa, maka angka siswa yang mengeluhkan sulitnya soal tidak signifikan.
Muhajir mengatakan, penerapan ujian konsep HOTS harus ditempuh Kemendikbud sebagai upaya meningkatkan peringkat Indonesia dalam sistem Programmer for International Students Assessment (PISA) dan Trends International Mathematic and Science Study (TIMMS).
Penerapan konsep ujian berbasis nalar wajib dilakukan untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Sosialisasi kebijakan ini sudah dilakukan setahun sebelum pelaksanaan UNBK.
“Konsep bertujuan memberi penekanan kepada guru untuk membuat soal ujian sendiri bagi siswa. Ini yang selama ini tidak dilakukan guru," katanya.