RI Siapkan Pangkalan Militer Super Canggih di Natuna
- ANTARA FOTO/M N Kanwa
VIVA – Ketua DPR Bambang Soesatyo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengunjungi Kepulauan Natuna. Kedatangan mereka untuk memantau kesiapan pembangunan pangkalan militer TNI di kawasan perbatasan tersebut.
Kedatangan Bambang bersama Panglima TNI dan rombongan menumpangi pesawat Boeing 737-400 VIP TNI Angkatan Udara dengan pengawas empat pesawat tempur F- 16.
Keempat pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau mengawal di sisi kanan dan kiri pesawat VIP begitu masuk wilayah Perairan Kepulauan Natuna hingga mendarat di Lanud Raden Sadjat Ranai, Kepulauan Natuna.
Bambang menjelaskan, keamanan wilayah Indonesia salah satunya ditentukan kondisi keamanan di wilayah perbatasan. "Karena itu, keberadaan pangkalan militer di Natuna, Kepulauan Riau sangat penting. Selain di Natuna, tak menutup kemungkinan kita juga akan bangun dan perkuat pangkalan militer di berbagai pulau terluar wilayah Indonesia," ujar Bambang dalam keterang tertulisnya, Selasa, 24 April 2018.
Bambang mengatakan, masterplan pembangunan pangkalan militer ini rencananya akan dilengkapi berbagai peralatan tempur super canggih. Hal itu membuktikan keseriusan pemerintah dalam menguatkan sistem pertahanan dan keamanan negara.
"Tentu pembangunan pangkalan militer tak akan mengesampingkan pembangunan berbasis kesejahteraan di wilayah Natuna, Kepulauan Riau. Di sini sudah ada Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Selat Lampa, dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2016,” ucap kata dia.
Dongkrak Kesejahteraan
Menurut Bambang, dengan total luas lahan 16,8 hektar, dia yakin SKPT mampu mendongkrak kesejahteraan penduduk Natuna yang banyak berprofesi sebagai nelayan.
Sementara itu, Bambang menegaskan kawasan ruang udara (Flight Information Region) Natuna harus sepenuhnya dipegang Indonesia. Itu bertujuan untuk memperkuat pengawasan kegiatan di ruang udara perbatasan.
Dia menegaskan, saat ini FIR Natuna masih dipegang oleh otoritas Singapura. Selain untuk pengawasan perbatasan, FIR di Natuna ditegaskan Bamsoet juga menyangkut kedaulatan negara.
“FIR Natuna ini harus secepatnya dikuasai oleh Indonesia. Masalah FIR ini tidak hanya menyangkut keselamatan penerbangan saja, tetapi juga menyangkut kedaulatan negara,” kata dia. (ren)