PDIP: Cagub Elektabilitas Tinggi Tak Pernah Menang di Jabar
- ANTARA FOTO/Novrian Arbi
VIVA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP masih optimistis atas peluang pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, Hasanuddin-Anton Charliyan. Padahal, sejumlah lembaga survei memperlihatkan elektabilitas pasangan itu selalu di posisi terbawah.
Survei termutakhir ialah yang dirilis lembaga Indo Barometer. Pasangan calon dengan tingkat keterpilihan tertinggi masih Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, disusul Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, lalu Sudrajat-Ahmad Syaikhu, dan terbawah Hasanuddin-Anton Charliyan.
Optimisme PDIP, sebagaimana dikatakan seorang petingginya Sukur Nababan, bukan didasarkan pada tingkat elektabilitas maupun popularitas, melainkan mesin partai dan para relawan. Lagi pula, selama ini pilkada Jawa Barat selalu memunculkan kejutan; calon yang diunggulkan biasanya malah kalah.
"Biasanya yang memiliki survei dan elektabilitas tinggi belum pernah menang sejarahnya di Jabar. Itu fakta. Kami masih yakin hal itu bisa kembali terulang di Jabar. Kami yakin masih memiliki peluang untuk melakukan sosialisasi meyakinkan warga Jabar apa yang akan kami lakukan," kata Sukur ketika ditemui di Jakarta pada Kamis, 19 April 2018.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP itu berargumentasi, keyakinan partainya didukung dengan modal politik di parlemen atau DPRD Jawa Barat. PDIP juga meraih 19,63 persen suara dalam pemilu tahun 2014. "Kami memiliki seluruh struktural sampai anak ranting 350 ribu. Kami miliki strategi," katanya.
Meski optimistis, Sukur mengakui salah satu penyebab masih rendahnya elektabilitas karena PDIP terlambat menetapkan pasangan Hasanuddin-Anton. Partai lain lebih dulu melakukan sosialisasi calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung.
"Dari awal kami sudah terlambat. Keputusan pencalonan dua hari sebelum penetapan di KPUD. Apalagi Pak Hasan dan Pak Anton bukan orang yang sudah terkenal sebeluimnya," ujar Sukur.