Heboh Kicau SBY soal Kesusupan Agen Politik dan Intelijen
- ANTARA Foto/Yulius Satria Wijaya
VIVA – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, di akun twitter miliknya menuliskan masalah perlakuan hukum.
Presiden ke-6 RI itu berkicau tentang hukum rimba dan kalah menang.
"Semoga yg berlaku bukan 'hukum rimba'. Yg kuat pasti menang dan yg lemah pasti kalah, tak perduli salah atau benar. *SBY*,".
Dan SBY menuliskan pesan kepada penegak hukum, agar jangan disusupi agen politik dan intelijen tak jadi alat politik.
“Semoga penegak hukum ( kepolisian, kejaksaan & KPK) tidak "kesusupan" agen-agen politik. Semoga intelijen juga tidak jadi alat politik *SBY*”
Menyikapi itu, Jaksa Agung H.M Prasetyo memastikan apa yang diresah SBY itu sebenarnya tidak ada.
"Dari dulu juga enggak ada hukum rimba dong. Enggak ada penegakan hukum, hukum rimba. Itu zaman dulu kala mungkin seperti itu, cuma Tarzan seperti itu. Ini kan enggak," kata Prasetyo, di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu 18 April 2018.
Hukum yang ada, kata politikus Partai Nasdem itu, serba terukur. Hukum berjalan di atas fakta dan bukti-bukti. Maka ia memastikan, tidak ada hukum rimba seperti yang dikhawatirkan oleh SBY.
Apalagi, SBY menyebut tidak boleh yang kuat harus dimenangkan dan yang lemah disalahkan tanpa melihat benar atau tidak. Prasetyo menilai, itu tidak benar dalam penerapan hukum termasuk saat ini.
Menurutnya, apa yang dicuit oleh SBY itu tidak perlu ditanggapi. Karena hanya praduga saja.
"Enggak perlu ditanggapi karena memang tidak berlaku hukum rimba seperti itu untuk apa ditanggapi. Itu kan hanya praduga atau kecurigaan saja," katanya.
Ia sepakat, bahwa hukum tidak boleh disusupi dengan kepentingan politik. Tapi menurutnya, tanpa diingatkan oleh SBY pun, memang sudah sepantasnya demikian. Atas dasar itu, ia meminta SBY tidak perlu merasa khawatir.
"Enggak perlu khawatir lah. Semua kan selalu terbuka. Tidak ada sesuatu yang bisa disembunyikan," katanya. (ase)