Wiranto: Tak Boleh Bilang Kita akan Mati Sebentar Lagi
- REUTERS/Beawiharta
VIVA – Pihak pemerintah, kali ini diwakili Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, kembali menyindir ucapan Prabowo Subianto, yang menyebut Indonesia akan bubar di tahun 2030.
Menurut dia, Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus tokoh nasional semestinya memberikan rasa optimisme kepada masyarakat, bukan membuat rasa khawatir di masa yang akan datang.
Pernyataan itu dikatakan Wiranto saat memberikan pidato di Rapat Koordinasi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Jakarta, Rabu 18 April 2018.
"Semua harus optimistis. Memberikan semangat, menghadapi ratusan musuh, kita tak boleh mengatakan kita akan mati sebentar lagi," ujar Wiranto.
Mantan Panglima ABRI semasa Orde Baru itu pun sempat menanyakan wacana Prabowo itu kepada para tamu yang hadir dari perwakilan FKUB seluruh Indonesia.
"Coba sekarang angkat tangan, siapa yang setuju Indonesia bubar," tanya Wiranto.
Usai menanyakan itu, tak ada satu pun peserta mengacungkan tangannya seperti pertanyaan yang diajukan mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan itu.
Ia melanjutkan, program pemerintah harus didukung oleh seluruh komponen bangsa. Banyak lembaga kredibel dunia, kata dia, justru mengapresiasi ekonomi Indonesia dan layak untuk berinvestasi.
"Indonesia tercatat menjadi negara yang terkemuka memerankan ekonomi di dunia. Ini kan menyenangkan, beri semangat kita. Jadi tidak bubar," ujar Wiranto.
"Ini tempat anak cucu kita, kok. Tidak ada (bubar). Mau jadi apa, jadi Tarzan nanti," ujarnya menambahkan.
Jaga Stabilitas
Di tempat yang sama, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengimbau agar pemerintah daerah terus menjaga stabilitas politik di wilayahnya.
Stabilitas politik menjadi penting lantaran secara langsung dapat mempengaruhi percepatan pembangunan.
Ia meminta, pemerintah daerah dalam mengambil keputusan selalu berkoordinasi dengan pemuka agama, apalagi dalam waktu dekat memasuki kontestasi politik.
"Ini satu kesatuan. Yang namanya Pemda dalam upaya melakukan deteksi dini untuk menjaga stabilitas daerah dan nasional," ujar Tjahjo. (ren)