Antipemimpin Dua Periode, Sudirman Said Ungkap Alasan
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Calon Gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said berkomitmen akan menjabat cukup satu periode kepemimpinan, jika dia terpilih menjadi gubernur provinsi itu.
Pria yang berpasangan dengan Ida Fauziyah tersebut berpendapat bahwa pemimpin pada periode kedua rawan terjebak dalam korupsi.
"Jadi, kalau saya insya Allah jadi gubernur (Jawa Tengah), saya cukup satu periode saja," kata Sudirman di hadapan petinggi Nahdhatul Ulama (NU) Jawa Tengah di Semarang, Jateng, Senin 16 April 2018.
Ia menjelaskan, kerawanan terjebak korupsi akan sangat mungkin terjadi bagi pemimpin pada periode kedua. Hal itu bercermin dari total 98 kepala daerah yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait kasus korupsi belakangan ini.
Menurut Mantan Menteri ESDM itu, kepala daerah yang akan maju untuk periode kedua biasanya akan berusaha mengumpulkan dana kampanye sebanyak-banyaknya, guna memenangkan kontestasi. Dengan begitu, akan mudah terjerumus dengan godaan memanfaatkan posisinya untuk mendapat dana kampanye.
Selain korupsi, menurut Sudirman, kerawanan pemimpin periode kedua adalah penyakit popularitas. Dengan alasan terus mengejar popularitas, pemimpin periode kedua biasanya sibuk di media sosial, namun justru lupa tugas utamanya.
"Padahal, persoalan tidak bisa diselesaikan hanya dengan foto-foto, selfie, kemudian mengunggahnya di media sosial. Menyelesaikan persoalan butuh ketekunan, kerja keras, dan kebersihan pemimpin," ujar pria kelahiran Brebes itu.
Ketiga, lanjut Sudirman, pemimpin periode kedua bisa terjebak penyalahgunaan kekuasaan. Menurutnya, kekuatan besar yang dimiliki kepala daerah dua periode adalah memiliki akses informasi yang tidak diketahui umum, yakni melalui informasi intelijen. Selain itu, punya akses ke penegak hukum dan aparat keamanan.
"Itu semua bisa dijadikan sarana untuk menjatuhkan lawan politik, " ujarnya.
Sudirman mengatakan, dia berkomitmen, jika dipercaya memimpin provinsi dengan total 35 kabupaten kota itu, hanya akan menjabat selama satu periode. Setelah itu, tonggak kepemimpinan akan dilanjutkan oleh orang lain.