Polisi Samakan Susahnya Kasus Novel dengan Kematian Akseyna

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan (tengah)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Mabes Polri terus terus berupaya mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Sudah setahun kasus ini masih “misterius”.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal menjelaskan penyidik kepolisian dalam setiap kasus yang diungkap memiliki kesulitan masing-masing.

Iqbal mencontohkan pada kasus pembunuhan sekaligus perampokan satu keluarga di Pulomas Jakarta Timur, pada awal Desember 2016 lalu. Polisi tak begitu lama dalam pengungkapan tersebut dan menangkap sejumlah pelaku.

"Itu penyidik bergerak cepat. Bukti-bukti petunjuk didapat, keterangan dengan alibi cocok, ilmiah dan terungkap cepat," kata Iqbal, Selasa 10 April 2018.

Namun, Iqbal menjelaskan, ada juga beberapa kasus yang sulit diungkap hingga saat ini. Salah satunya kasus diduga pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori yang diduga tewas dibunuh dengan sengaja ditenggelamkan dalam Danau Kenanga, UI, pada 26 Desember 2015 lalu.

"Ini kami sudah melakukan upaya investigasi sangat keras, bahkan kami menyelam (ke danau) untuk itu, sampai sekarang belum terungkap," ujar Iqbal.

Bahkan, mantan Kapolrestabes Surabaya ini menyebut bukan hanya kasus di tanah air yang sulit diungkap. Beberapa kasus di luar negeri juga banyak yang belum terungkap seperti hilangnya pesawat Malaysia Airlanes MH370 dan bom molotov Kedubes Indonesia di Paris.

"Ada juga kasus internasional. Masih ingat tidak pesawat MAS (Malaysia Airlanes). Sampai sekarang belum terungkap. Intelijen dari seluruh dunia dan lain belum terungkap. Di Paris ingat tidak ada Kedubes Indonesia dibom molotov. Sampai saat ini belum terungkap," katanya.

Maka itu, Iqbal menegaskan bahwa pengungkapan kasus Novel pun yang kini ditangani oleh Polda Metro Jaya masih terus dalam mengumpukan sebanyak-banyaknya alat bukti.

Biaya Pengobatan Novel Baswedan Habiskan Rp3,5 Miliar

"Artinya setiap kasus mempunyai kriteria kesulitan masing-masing. Nah, tetapi yang perlu dicatat adalah teman-teman Metro Jaya itu sudah bergerak sangat maju ke depan. Progresnya luar biasa. Puluhan saksi sudah diperiksa," kata Iqbal.

Novel Baswedan Tiba di Tanah Air

Novel Baswedan Tak Terima Disebut Tak Kooperatif ke Polisi

Lebih lanjut, Iqbal menuturkan, penyidik Polda Metro Jaya pun sudah berkoordinasi dengan pihak KPK untuk mengungkap kasus ini. Ia menyebut untuk pengungkapan kasus Novel tidak main-main dalam penanganannya.

"Lami tidak main-main. Kami kerja keras untuk ini. Polri ingin kasus ini terungkap cepat. Tetapi tadi, jangan disamaratakan, setiap kasus punya kriteria masing-masing dan tingkat kesulitan," ucapnya.

Datangi KPK, Komisioner Ombudsman Bahas Kasus Novel

Baca: Rektor UI Kecewa Polisi Belum Berhasil Ungkap Kasus Akseyna

Untuk diketahui, sudah hampir satu tahun kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan belum menemui titik terang. Novel disiram air keras pada 11 April 2017 di dekat kediamannya di Jakarta Utara. Akibat penyerangan dengan penyiraman air keras tersebut, kedua mata Novel mengalami luka hingga menjalani perawatan dan beberapa kali operasi di Singapura. (ren)

Tersangka kasus penyiraman air keras atas Novel Baswedan

Tersangka Penyiram Air Keras ke Novel Disidang di PN Jakarta Utara

Tersangka penyiram air keras ke Novel ditahan di Rutan Mako Brimob.

img_title
VIVA.co.id
26 Februari 2020