Masjid Mustaghfiin Akan Dirobohkan demi Proyek Jalan Tol
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Pembangunan jalan tol Semarang-Batang seksi V ruas Kaliwungu-Krapyak masih terkendala sebuah bangunan permanen. Bangunan itu adalah sebuah masjid besar yang kini berdiri kokoh di tengah-tengah lokasi pembangunan jalan tol yang disiapkan untuk mudik Lebaran Idul Fitri tahun 2018.
Masjid bernama Baitul Mustaghfiin itu terletak di kampung Beringin Kulon, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Sementara ini masih digunakan untuk beribadah sehari-hari oleh warga sekitar, meski di sisi kanan dan kirinya lalu lalang alat berat dan truk proyek jalan tol.
Berdasarkan pantauan VIVA, tidak ada lagi bangunan lain di sekitar masjid bercat hijau itu. Ruas tol di sekelilingnya juga telah dibangun permanen. Pengendara bahkan harus memutari masjid dengan jalan kecil yang dibangun di sampingnya.
Nur Qostyim, takmir masjid setempat, menyebut Masjid Baitul Mustaghfiin selama ini menjadi urat nadi masyarakat setempat untuk beribadah sehari-hari serta salat Jumat. Dia dan jemaah lain sebenarnya enggan merelakan masjid itu dibongkar atau dirobohkan sebelum ada masjid pengganti.
"Kami sebenarnya bingung, karena Masjid Mustagfirin nantinya akan dirobohkan. Di sisi lain masjid yang dibangun di lokasi yang baru belum tuntas dibangun," kata Qosyim ketika ditemui wartawan pada Kamis, 4 April 2018.
Ia menjelaskan, pengelola masjid diberi tenggat sampai akhir April untuk memindahkan semua barang di sana. Sebab kawasan itu segera dibangun jalan tol untuk mengebut hingga jelang Lebaran.
"Mau gimana lagi, karena sudah terjadi kesepakatan antara tokoh masyarakat di sini dengan pengelola proyek tol. April ini sudah harus dikosongkan," katanya.
PT Jasa Marga mengklaim telah bersepakat dengan takmir masjid dan masyarakat setempat untuk menggunakan lahan masjid itu sebagai jalan tol Semarang-Batang. Sebagai gantinya, Jasa Marga membangunkan masjid lain untuk sarana beribadah bagi warga sekitar.
Jasa Marga mempercepat proses pembangunan masjid pengganti itu sehingga dapat segera digunakan masyarakat untuk beribadah. Setelah sarana pengganti selesai dibangun, barulah Masjid Baitul Mustaghfiin bisa dibongkar.
"Kami sudah koordinasi dengan nadzir dan takmirnya, karena mereka ingin aktivitas ibadah salat Jumat tidak terhenti. Alternatifnya, kita sewakan atau bangun penggantinya segera," kata Direktur Jasa Marga Semarang-Batang, Arie Irianto, saat mendampingi Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa meninjau pembangunan tol itu.
Tol Semarang-Batang dibagi dalam lima seksi kontruksi. Pembangunannya sudah mencapai 74,4 persen. Seksi I Batang-Tulis mencapai 89 persen, Seksi II Tulis-Weleri 68,4 persen, Seksi III Weleri- Kendal 77,7 persen, Seksi IV Kendal-Kaliwungu 74,7 persen, dan Seksi V Kaliwungu-Krapyak 88,2 persen.
Tol yang akan memecah kepadatan jalur pantura Jawa itu dilengkapi fasilitas lima pintu keluar tol, yakni di Kandeman, Weleri, Kendal, Kaliwungu dan Krapayak, yang terhubung dengan tol dalam kota Semarang. Tol itu dijadwalkan beroperasi saat arus mudik Idul Fitri 2018.