Permintaan Maaf Lengkap Sukmawati ke Umat Islam

Sukmawati Soekarnoputri
Sumber :
  • REUTERS/Beawirtha

VIVA - Putri Proklamator RI, Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, membuat heboh publik Tanah Air. Dia membaca puisi 'Ibu Indonesia' yang menyinggung-nyinggung syariat Islam, seperti azan dan cadar.

Wasekjen PA 212: Kasus Penistaan Agama Panji Gumilang Sudah Melebihi Ahok

Banyak pihak mengecam tindakan Sukma tersebut. Ada pula yang menyarankannya segera meminta maaf. Bahkan sebagian dari mereka ada yang menempuh jalan hukum dengan melaporkan Sukmawati ke polisi atas dugaan penistaan agama.

Baca juga: Politikus Hanura: Sukma Jangan 'Dibully' Terus, Wis Cukup

Resmi Memeluk Hindu, Sukmawati: Saatnya Kembali ke Agama Leluhur

Setelah banjir kecaman dan kritikan, Sukma akhirnya meminta maaf kepada umat Islam. Dengan diiringi air mata, dia menjelaskan bahwa apa yang dibaca hanya semata-mata terkait dengan budaya.

Kemudian, dia juga tidak memiliki niat menghina umat Islam Indonesia dengan puisi itu. Sukma bahkan menegaskan dirinya adalah seorang muslimah yang bangga akan keislamannya.

Sukmawati Cerita Proses 66 Tahun Putuskan Pindah Agama ke Hindu

Berikut permintaan maaf Sukmawati secara lengkap:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sehubungan dengan dinamika dan pro kontra terkait dengan puisi Ibu Indonesia yang saya bacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di ajang Indonesia Fashion Week 2018 yang ternyata telah memantik reaksi dari sebagian kalangan umat Islam Indonesia, dengan ini saya bermaksud untuk menyampaikan klarifikasi sebagai berikut:

1. Puisi Ibu Indonesia yang saya bacakan adalah sesuai dengan tema dari acara pagelaran busana yakni cultural identity, yang mana semata mata adalah pandangan saya sebagai seniman dan budayawan dan murni merupakan karya sastra Indonesia.

2. Saya mewakili pribadi, tidak ada niatan untuk menghina umat Islam Indonesia dengan puisi Ibu Indonesia. Saya adalah seorang muslimah yang bersyukur dan bangga akan keislaman saya, putri seorang Proklamator Bung Karno yang dikenal juga sebagai tokoh Muhammadiyah dan juga tokoh yang mendapatkan gelar dari Nahdlatul Ulama sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi Assyaukah (pemimpin pemerintahan di masa darurat yang kebijakan-kebijakannya mengikat secara de facto dengan kekuasaan penuh).

3. Puisi Ibu Indonesia adalah salah satu puisi yang saya tulis, yang menjadi bagian dari Buku Kumpulan Puisi Ibu Indonesia yang telah diterbitkan pada 2006. Puisi Ibu Indonesia ini ditulis sebagai refleksi dari keprihatinan saya tentang rasa wawasan kebangsaan dan saya rangkum semata-mata untuk menarik perhatian anak-anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia asli.

4. Puisi itu juga saya tulis sebagai bentuk dari upaya mengekspresikan dari melalui “suara kebudayaan” sesuai dengan tema acara. Saya pun tergerakkan oleh cita-cita untuk semakin memahami masyarakat Islam Nusantara yang berkemajuan sebagaimana cita-cita Bung Karno. Dalam hal ini Islam yang bagi saya begitu agung, mulia dan indah. Puisi itu juga merupakan bentuk penghormatan saya terhadap Ibu Pertiwi Indonesia yang begitu kaya dengan tradisi kebudayaan dalam susunan masyarakat Indonesia yang begitu berbhinneka namun tetap tunggal ika.

5. Namun karena karya sastra dari Puisi Ibu Indonesia ini telah memantik kontroversi di berbagai kalangan, baik pro dan kontra khususnya di kalangan umat Islam, dengan ini dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf lahir batin kepada umat Islam Indonesia khusus bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan Puisi Ibu Indonesia.

Selain itu saya menyampaikan permohonan maaf kepada Anne Aventie dan keluarga serta apresiasi dan terima kasih kepada sel fashion designer Indonesia agar tetap berkreasi dan produktif. Merdeka.

(ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya