Pencegahan Jadi Cara Lukman Bersih-bersih Kementerian Agama
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA – Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin terus melakukan bersih-bersih di lembaganya. Ia mengingatkan, para auditor Inspektorat Jenderal di jajaran kementeriannya untuk mengedepankan sisi pencegahan.
"Titik tekan pada pengawasan itu adalah bagaimana pencegahan dikedepankan. Dan, bukan penindakan," kata Lukaman, saat membuka Rapat Koordinasi Kebijakan Pengawasan (Rakorjakwas) Tahun 2018 di Ancol, Jakarta, Senin 2 April 2018.
Lukman mengibaratkan para inspektorat sebagai pemandu sebuah perjalanan. Di mana, para pemandu berada di depan saat jalan bercabang dan menunjukkan arah yang tepat, sehingga tidak tersesat.
"Bukan menunggu di ujung jalan saat ada yang tersesat. Itu namanya menjebak," tegas Lukman.
Atas dasar itu, menurut Lukman, inspektorat di jajaran Kemenag mempunyai posisi dua tingkat di atas pegawai yang lain. Pemandu harus lebih mengerti daripada yang dipandu.
“Tanggung jawab mereka yang berada di Itjen tidak sederhana, pertama harus membenahi dirinya sendiri, karena dia harus sudah mengerti Kemenag akan diarahkan ke mana. Itjen harus punya kemampuan menyadarkan semua agar memiliki persepsi yang sama apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan," paparnya.
Sebagai bukti penghormatan lembaganya terhadap ASN yang integritas, Menag memberi penghargan pada, Abdurrahman Muhammad Bakri, penghulu pada KUA Trucuk, Klaten Jateng.
Bakri tercatat sebagai aparatur negara yang paling banyak melaporkan gratifikasi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), selama tiga tahun, ia melaporkan 59 kali ke KPK.
"Saya memberikan apresiasi kepada saudara Bakri yang bisa menjadi contoh buat seluruh ASN. Satu hal yang paling pokok dari itu adalah konsistensinya dalam mengklarifikasi harta apakah itu miliknya atau bukan. Soal jumlahnya memang relatif, yaitu sekitar Rp4,2 juta. Namun, spiritnya patut kita teladani. Ini merupakan wujud dari kejujuran," ujarnya.