Promosi Raja Ampat Tak Segencar Bali, Ternyata ini Alasannya
- ANTARA FOTO/Darwin Fatir
VIVA – Dalam kunjungan ke Wellington, Selandia Baru, belum lama ini, Presiden Joko Widodo bertemu dengan para mahasiswa asal Papua. Mereka membicarakan berbagai hal. Termasuk soal tempat wisata di Papua dan peluang warga Papua untuk berkarya di mana pun.
Duta Besar Tantowi Yahya menceritakan bahwa perbincangan itu berlangsung di tengah kegiatan jalan santai. Saat itu, kata Tantowi, Jokowi menyebut Indonesia sebagai negara besar dengan beragam suku, tradisi dan kekayaan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian berpesan untuk belajar dengan baik dalam rangka membangun negara ketika kelak kembali. Jokowi menyampaikan bahwa mereka bisa bekerja baik di BUMN, kantor-kantor pemerintah maupun swasta.
Jokowi juga menyinggung alasan Raja Ampat dan objek-objek wisata di Papua tidak dipromosikan secara besar-besaran dan online seperti Bali dan Lombok. Menurutnya, pemerintah sengaja tidak melakukan itu agar sektor wisata di Papua tetap alami, terjaga keasliannya dan terhindar dari kerusakan lingkungan seperti batu karang, tumbuhan laut dan lain sebagainya.
"Pemerintah tidak menginginkan terjadinya eksploitasi berlebihan," kata Tantowi menirukan Jokowi, dalam keterangannya kepada VIVA, Jumat, 30 Maret 2018.
Satu topik lain yang diperbincangkan adalah soal Freeport. Tantowi mengatakan seorang mahasiswa bertanya kapan akan disahkannya pembagian hasil pendapatan dari Freeport.
"Presiden yang sudah 7 kali berkunjung ke Papua mengatakan pengesahannya direncanakan bulan depan. Dari hasil 51 persen, 10 persen akan diberikan kepada Pemprov Papua," cerita Tantowi.
(Presiden Jokowi ditemani Dubes Tantowi Yahya berbincang dengan mahasiswa Papua di Selandia Baru).
Tantowi menambahkan setiap tahun ada sekitar 150 pelajar dan mahasiswa asal Papua yang melanjutkan studinya di berbagai sekolah dan perguruan tinggi di berbagai kota di Selandia Baru. Mereka adalah penerima beasiswa dari pemerintah provinsi.
Mereka selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh KBRI. Dalam upacara peringatan HUT ke 72 Kemerdekaan RI tahun lalu, 3 dari 4 petugas upacara adalah mahasiswa dari Papua. (ren)