RI dan Prancis Lanjutkan Kerja Sama Mitigasi Bencana Geologi

Kerja Sama Prancis Indonesia soal mitigasi bencana.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menandatangani nota kesepahaman dengan duta besar Prancis terkait perjanjian peningkatan kapasitas mitigasi bahaya geologi.

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar dan Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean Charles Berthonnet dengan disaksikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan di ruang Sarulla Kementerian ESDM, Jakarta, Senin 26 Maret 2018.

Rudy Suhendar mengatakan, dengan adanya penandatanganan ini, maka kedua pihak sepakat untuk menggalakkan kegiatan bersama yang bersifat ilmiah dan teknis di bidang sistem pemantauan gunung berapi, pelatihan, dan mitigasi bahaya geologi di Indonesia.

"Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi bencana alam terbesar, terutama dari sisi vulkanologinya dengan 127 gunung aktifnya. Maka dengan nota kesepahaman ini, kami perlu meningkatkan sistem monitoringnya" kata Rudy dalam sambutannya.

Dia menjelaskan, pada dasarnya kerja sama antara Prancis dan Indonesia terkait pemantauan gunung berapi sudah dilakukan sejak 1964. Saat itu, Presiden Soekarno meminta ilmuwan Prancis untuk membuat kajian risiko terhadap gunung berapi aktif seperti di Gunung Merapi, Kelut, Krakatau, dan Dieng.

Karenanya, kata dia, dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dalam memahami aktivitas vulkanologi, maka kerja sama tersebut dirasanya perlu dikukuhkan dengan nota kesepahaman yang baru. Upaya itu agar kerja sama kedua pihak memiliki payung hukum yang pasti.

"Ini sebenarnya perpanjangan kegiatan sebelumnya yang terus berkembang, sehingga kegiatan ini dianggap perlu. Terutama mengingat variasi gunung berapi kita yang beragam," kata dia.

Dia melanjutkan, nantinya pemantauan Iintas bidang ilmiah berkat pemasangan sejumlah peralatan di Gunung Merapi bisa membangun bank data yang baru dan memetik terobosan pengetahuan ilmiah melalui hasil yang diperoleh, sehingga tidak hanya menguntungkan Indonesia. Namun, juga Prancis dalam ilmu pengetahuan dalam memahami variasi aktivitas gunung berapi.

BNPB Ungkap 51 Bencana Terjadi Selama Sepekan, Banjir di Musim Kemarau

Ke depannya, kedua pihak sepakat untuk terus memperluas kerja sama melalui pertukaran ilmuwan serta pelajar di antara dua negara untuk meningkatkan kapasitas di bidang vulkanologi.

"Kami mengembangkan juga kerja sama di lapangan, dalam hal ini kami memiliki variasi lapangan vulkanologi yang macam-macam. Karenanya karakteristik gunung api kita yang kaya bisa meningkatkan pengalaman di bidang vulkanologi antarkedua negara," ujarnya.

Tinjau Korban Bencana di Sumbar, Fadli Zon: Perbaikan Infrastruktur Berjalan Cepat

Selain itu, disebutkan, implementasi dari MoU ini juga harus dititikberatkan pada konsolidasi database, pengalihan keterampilan teknis dan ilmiah serta integrasi data pada sistem pemantauan operasional. Gunung api di kawasan Maluku Utara juga menjadi fokus baru dalam kerja sama ini, melalui eksperimen inovatif di Gunung Ibu dan Dukono, serta pemasangan pertama jejaring GPS dan pengolah data di Gunung Gamalama. 

Berikut, ruang lingkup kerja sama yang dikukuhkan:

Merinding! Jayabaya Ramal Bencana Alam Berupa Banjir dan Gunung Meletus di Mana-mana

A. Kontribusi terhadap peningkatan sistem pemantauan gunung berapi di Indonesia dan pengkajian bahaya geologi di Indonesia.

B. Pertukaran iimuwan dan mahasiswa antara para pihak. 

C. Pertukaran informasi di bidang yang merupakan kepentingan bersama untuk para pihak. 

D. Penggalakan pembentukan tim-tim penelitian bersama. 

E. Bentuk-bentuk kerja sama lainnya yang disepakati bersama antara para pihak. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya