Keluhan Keluarga yang Anaknya Dibunuh Driver Grab
- VIVA.co.id/M. Ali. Wafa
VIVA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melayat ke rumah duka Marketing Wedding Organizer (WO), Yun Siska Rohani (29 tahun). Siska tewas dibunuh sopir taksi online yang bermitra dengan Grab Indonesia.
Budi Karya tiba di rumah duka di Jalan Manunggal, Petukangan, Jakarta Selatan, Minggu 25 Maret 2018. Budi Karya langsung diterima oleh ibu korban Darsiah. Budi masuk ke rumah dan langsung berbincang-bincang dengan keluarga korban.
"Berkaitan dengan penyimpangan, saya prihatin. Khususnya saya sampaikan duka cita untuk yang kemarin berpulang. Satu upaya yang harus kita evaluasi atas kejadian itu," kata Budi.
Budi meminta kepada pihak aplikator untuk melakukan upaya perbaikan dalam hal rekrutmen. Bahkan, Kemenhub juga melakukan evaluasi terhadap pengemudi taksi online.
"Olehnya kita punya tugas untuk melakukan pembinaan. Kami akan berdiskusi dengan aplikator untuk membahas bagaimana proses rekrutmen, bagaimana syarat itu harus dipenuhi oleh pengemudi. Jadi aplikator memilih siapa saja orang yang pantas jadi driver," ucapnya.
Tak hanya itu, ia juga meminta pihak Grab Indonesia menyambangi kediaman Siska. Sebab, dari laporan ia terima sejak kejadian hingga saat ini belum ada perwakilan Grab Indonesia mengungkapkan bela sungkawa.
"Mereka (Grab Indonesia) harus datang dan tanggung jawab. Sesama manusia harus berhubungan erat dan memberikan tanggung jawab. Ini satu kehilangan besar bagi keluarga," kata mantan Dirut Angkasa Pura II tersebut.
Sementara itu, Ayah Yun Siska, Sukamdi, berharap kejadian yang menimpa anak perempuannya itu tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang. Ia juga meminta pemerintah dan operator taksi online agar meningkatkan kenyamanan dan keamanan konsumen.
"Saya sebagai orang tua korban harapan saya ini tidak akan terulang lagi dan mudah-mudahan dari Grab maupun pemerintah bisa bekerja sama meningkatkan komunikasi atau kegiatan ini lebih baik dari sekarang. Kalau mengenai kenyamanan konsumen dan driver itu perlu semua ada dan perlu ditingkatkan itu harapannya," ujarnya.
Teman korban bernama Tri Utami juga berharap agar pengguna taksi online diberi keamanan dan kenyamanan. Selama ini, ia mendapatkan banyak oknum driver yang menyalahgunakan taksi online.
"Ini biasanya mobil atau motor yang digunakan itu beda dengan aplikasi sehingga membuat kita was-was. Itu membuat kami sebagai konsumen merasa was-was semenjak kejadian Mbak Yun Siska ini. Semoga Pak Menhub bisa membuat kami nyaman ke depannya," katanya.
Sebelumnya, Siska dibunuh oleh Fadli dan Fahmi di rest area KM 40 Tol Jagorawi, Sabtu 17 Maret 2018 lalu. Siska sebelumnya memesan taksi online melalui aplikasi Grab.
Motif keduanya melakukan pembunuhan itu adalah untuk merampok. Namun, ternyata korban tidak mempunyai uang sehingga keduanya memutuskan untuk mengeksekusinya dengan cara dicekik.
Tersangka Fadli dan Fahmi dibekuk di kawasan Tajur Halang, Kabupaten Bogor. Polisi menyita Suzuki Ertiga warna putih, satu rol lakban warna hitam, 1 katana (pedang samurai) kecil, satu ponsel merek Samsung, 1 ponsel merek Vivo, dan satu ponsel merek BlackBerry.
Dua tersangka itu bakal dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup. (one)