Dosen Hayati Ingatkan IAIN Bukittinggi soal Ultimatum FPI
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Hayati Syafri, dosen IAIN Bukittinggi yang dinonaktifkan gara-gara mengenakan cadar, memperingatkan otoritas kampusnya soal ultimatum Front Pembela Islam atau FPI dan sejumlah ormas.
FPI dan beberapa ormas akan berdemonstrasi dengan ribuan orang, kalau paling lama besok IAIN Bukittinggi tak mencabut larangan penggunaan cadar untuk mahasiswi dan dosen. Jika unjuk rasa itu sampai terjadi, tentu akan mengganggu perkuliahan.
"Saya berharap, kampus bijak memutuskan, sehingga tidak ada demo, baik itu di kampus maupun di luar kampus. Karena sebagai dosen, saya juga tidak ingin proses belajar mengajar menjadi terganggu," kata Hayati, ketika dihubungi VIVA pada Rabu 21 Maret 2018.
Dia menganggap, demonstrasi itu juga akan mengeraskan gejolak di masyarakat gara-gara polemik larangan penggunaan cadar. Maka sudah sepatutnya petinggi IAIN melunak, demi kebaikan kampus juga.
Langkah para pemimpin ormas menemui pejabat IAIN, menurut Hayati, sudah tepat; sebagai upaya tabayun atau klarifikasi dan berdialog. Mestinya perguruan tinggi Islam itu pun bijak menyikapi keberatan masyarakat, apalagi akan diwujudkan dalam bentuk demonstrasi.
"Saya hanya ingin semua berjalan tanpa ada gejolak. Pimpinan hendaknya mempertimbangkan suara masyarakat, belajar dari IAIN Suka (IAIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta) yang lebih besar dari kita, sehingga persoalan ini dapat selesai dengan cepat," ujarnya. (asp)