Hati-hati, Ini Lokasi yang Jadi Target Pelaku Skimming ATM
- www.pixabay.com/jarmoluk
VIVA – Selama sepekan belakangan ini, masyarakat Indonesia diresahkan dengan kembali munculnya kasus pembobolan mesin anjungan tunai mandiri atau ATM di beberapa tempat. Kejahatan itu dilakukan dengan metode penggunaan pencurian data nasabah, atau dikenal dengan skimming.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal, komplotan kejahatan skimming kerap membidik lokasi ATM di tempat yang potensi perputaran uangnya sangat besar. Seperti daerah wisata Bali dan Lombok.
"Ya, salah satunya kan (tempat wisata). Jadi, tempat yang berpotensi perputaran uang," kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 19 Maret 2018.
Selain tempat wisata seperti Bali dan Lombok, Iqbal melanjutkan bahwa kelompok kejahatan skimming ini juga mengincar lokasi ATM yang sepi dan jarang terpantau oleh petugas keamanan dan masyarakat sekitar.
"Jadi begini, pelaku-pelaku pakai modus skimming itu dia mencari letak ATM yang jarang dikontrol oleh publik area itu. Maksudnya, katakanlah pertokoan yang ada di tempat-tempat terpencil waralaba-waralaba yang ada," kata Iqbal.
Dengan adanya temuan tersebut, mantan Kapolrestabes Surabaya ini meminta kepada pihak bank untuk lebih memperhatikan keamanan dan keselamatan nasabah di gerai-gerai ATM yang telah disediakan. Iqbal menegaskan bahwa pihak bank harus lebih peduli dengan nasabahnya.
"Misalnya, waralaba yang ada jangan hanya berorientasi kepada penjualan atau market-nya saja, tetapi lihat dong kalau ada orang yang lama di situ, apalagi mencurigai. Tegur, kan ada satpamnya," ucap Iqbal.
Iqbal menambahkan, petugas keamanan setempat pun harus lebih peka lagi untuk menjaga gerai ATM. Seharusnya, apabila ada gerak-gerik yang mencurigakan secepatnya dapat ditindak.
Ilustrasi alat skimming ATM
"Oke, kami bertugas domain untuk melakukan Kamtibnas patroli juga, tapi kami tidak tahu teknis daripada ATM itu," ucap dia.
Terkait modus skimming, Iqbal menyatakan bahwa metode ini sebetulnya trik yang sudah lama. Namun, saat ini pelaku terus memoles cara tersebut dengan kecanggihan yang tinggi.
"Di 2016, pelaku yang diungkap itu pelakunya WNI. Artinya, pelaku cenderung pelaku yang mencari celah bagaimana teknologi bisa direkayasa mereka terus mempelajari itu. Motifnya ekonomi," kata Iqbal.
Dalam kejahatan pembobolan data nasabah ini, komplotan ini biasanya memasang alat skimming di mesin ATM untuk menggandakan data kartu ATM nasabah. Tak hanya itu, pelaku memasang kamera pengintai guna merekam nomor PIN kartu ATM nasabah. (asp)