Kasus Skimming BRI di Polda Metro dan Kediri Ternyata Beda
- VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad
VIVA – Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin mengatakan, pengungkapan kasus skimming Bank Rakyat Indonesia atau BRI oleh Polda Metro Jaya tidak berhubungan dengan kasus hilangnya uang puluhan nasabah BRI Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
"(Kasus skimming yang di Polda Metro Jaya) Itu beda, itu beda (dengan kasus di BRI Ngadiluwih, Kabupaten Kediri)," kata Irjen Machfud, seusai dialog kerukunan antarumat beragama di Gedung Tribrata Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Jumat 16 Maret 2018.
Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal itu.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kediri, Ajun Komisaris Polisi Hanif Fatih Wicaksono mengaku belum menerima laporan apakah pengungkapan kasus di Polda Metro Jaya berhubungan dengan kasus nasabah BRI di Ngadiluwih. "Belum ada laporan," ujarnya, ketika dihubungi VIVA melalui sambungan telepon genggam.
Hal yang pasti, hingga kini belum bisa disimpulkan apakah yang menimpa puluhan nasabah BRI Ngadiluwih uang di rekeningnya berkurang karena aksi skimming oleh oknum tidak bertanggung jawab atau faktor lain. "Kami masih menunggu hasil investigasi dari tim BRI," tutur Hanif.
Heboh saldo nasabah BRI berkurang secara misterius, bermula dari keluhan puluhan nasabah BRI Ngadiluwih Kabupaten Kediri pada 10-11 Maret 2018. Nominal uang yang terdebet sendiri antara Rp500 ribu hingga Rp10 juta. Total nasabah yang menjadi korban sebanyak 87 orang.
Polres Kediri pun turun tangan dibantu Subdit Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim untuk mengungkap itu. Tim dari BRI juga menginvestigasi itu. Di tengah-tengah heboh itu, Polda Metro Jaya menangkap komplotan pembobol uang nasabah Bank Rakyat Indonesia atau BRI bermodus skimming. Empat pelaku warga negara asing diamankan.