Menyusuri Hilangnya Uang 33 Nasabah BRI

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA – Kepala Kepolisian Resor Kediri, Ajun Komisaris Besar Polisi Erick Hermawan mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab berkurangnya saldo puluhan nasabah Bank Rakyat Indonesia Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, secara misterius.

BRI Luncurkan BRILSP Menuju Transformasi Digital dan Culture

Sementara ini, baru dua dugaan dimungkinkan menjadi faktor, yakni karena skimming atau peretasan sistem teknologi informasi BRI oleh  oknum atau sindikat tak bertanggungjawab. "Belum bisa disimpulkan," kata Erick dihubungi VIVA melalui sambungan telepon genggam pada Rabu, 14 Maret 2018.

Skimming adalah pencurian informasi kartu kredit atau debit secara ilegal. Pelaku biasanya mendapatkan data nomor kartu kredit atau debit nasabah secara sederhana, seperti fotocopy. Data dan informasi kartu itulah yang dijadikan modal untuk menarik uang korban, biasanya menggunakan kartu kredit atau debit asli tapi palsu alias aspal.

Digelar Virtual, Pesta Rakyat Simpedes BRI 2020 Siapkan 19 Ribu Hadiah

Erick mengatakan, modus skimming dalam kasus di wilayahnya kecil kemungkinan. Sebab, berdasarkan penjelasan Inspektorat Kantor Wilayah BRI Malang, untuk BRI Kediri dipastikan bersih dari potensi skimming. "Inspektorat BRI menyampaikan ke kami tiap enam bulan sekali melakukan pengecekan dan pemeriksaan," kata dia.

Skimming juga potensinya kecil karena nominal uang korban yang hilang tergolong kecil, antara Rp500 ribu hingga Rp10 juta. Korban juga massif dan hanya terjadi di Ngadiluwih. "Kalau skimming biasanya nominal uangnya besar yang ditarik pelaku. Misalnya, saldo terakhir sepuluh juta, ditarik pelaku sembilan juta. Ini tidak, cuma ratusan ribu," ucap dia.

BRI Akui Dampak Krisis Ekonomi Akibat COVID-19 Sangat Berat

Selain skimming, ada juga analisa tindakan peretasan pada sistem keamanan teknologi informasi BRI sehingga pelaku bisa mencuri data keuangan korban nasabah. "Itu bisa terjadi, tapi masih dianalisa oleh tim gabungan dari Polda, Polres, dan BRI. Tim dari OJK juga sudah turun," kata Erick.

Hingga Selasa malam, 12 Maret 2018, baru delapan saksi nasabah BRI yang jadi korban dimintai keterangan terkait hilangnya duit mereka secara misterius. Polisi masih terus menggali keterangan dan data untuk mengungkap tuntas kasus yang bikin resah nasabah BRI tersebut. "Kalau ada perkembangan baru akan kami sampaikan," ucap Erick.

Dugaan kejahatan perbankan menimpa puluhan nasabah BRI Ngadiluwih. Uang mereka tiba-tiba berkurang. Korban menerima laporan transaksi melalui pesan singkat, padahal tidak melakukan transaksi apapun. Transaksi misterius itu terjadi dalam rentang 10-11 Maret 2018. Korban dan nasabah yang khawatir lantas mengajukan pemblokiran rekening. (mus)

Gedung BRI dI Jalan Sudirman, Jakarta.

Melalui Jaringan SWIFT MT101, BRI Perkuat Layanan Global Banking

Layangan BRI SWIFT MT101 adalah jaringan SWIFT yang dapat dinikmati perusahaan global non-finansial ataupun lembaga non-bank.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2021