Kisah Nyata Ustaz Muflih Bertemu 'Hantu' Masjidil Haram

Mereka (dalam lingkaran) yang disebut sebagai hantu di Masjidil Haram, Kota Mekah, Saudi Arabia.
Sumber :
  • Repro Facebook Ustaz Muflih

VIVA – Berhati-hati ketika Anda melaksanakan ibadah haji dan juga umrah. Terutama ketika berada di sekitar Masjidil Haram di Kota Mekah dan Masjid Nabawi di Kota Madinah, Saudi Arabia.

Punya Spesifikasi City Bus, Kemenag: Semua Bus Shalawat Ramah Lansia

Sebab, ternyata di sekitar dua masjid bersejarah bagi umat Islam ini, ada orang jahat yang disebut dengan julukan hantu. Mereka muncul bukan untuk membunuh atau melukai, tapi untuk menipu. Modusnya berpura-pura membutuhkan dana sosial karena sedang tertimpa kemalangan.

Kemunculan hantu ini diungkapkan Ustaz Muflih Safitra, pendakwah kondang di Kalimantan Timur. Ustaz Muflih mengaku sempat bertemu dengan penipu yang disebutnya sebagai hantu itu.

Viral, Kotoran Manusia Berserakan di Area Tawaf Masjidil Haram

Kisah pertemuannya dengan hantu di Masjidil Haram diungkapkan Ustaz Muflih di akun Facebook pribadinya. Ustaz memberi judul ceritanya KENALKAN, 'HANTU' MASJIDIL HARAM DAN NABAWI.

Simak ceritanya berikut ini, seperti dikutip VIVA, Rabu, 14 Maret 2018.

Keturunan Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi Berkunjung ke Ranah Minang

Polisi Gagalkan Serangan Teror Bom Bunuh Diri ke Masjidil Haram

Ustaz Muflih menceritakan, peristiwa itu dialami saat umrah pada awal bulan Maret 2018.

"Jama'ah haji dan umroh yang Allah rahmati,
Mungkin Anda pernah atau akan mengalami kejadian berikut ini di Al-Haram atau Nabawi. Penulis sendiri sudah sering mengalaminya.

Ada seseorang jalan atau duduk dekat Anda sambil mengatakan, "?????????" (Indonesian? - Apakah kamu orang Indonesia?). "??? ???????" (I am Palestinian - Saya orang Palestina). "??? ???? ??????? ???? ?????" (I am student and i am poor - Saya mahasiswa di sini dan saya miskin). Itu dilakukan sambil menjulurkan tangannya meminta uang.

Ada pula yang mengaku dari Palestina dan dia membutuhkan dana sosial untuk orang-orang di negaranya.

Model lain, orang berwajah India Pakistan, Bangladesh, mendekati Anda sambil mengajak bicara dalam bahasa Inggris, "Hi brother, Indonesian?" (Hai saudaraku, apakah kamu orang Indonesia?). "I am from India" (Saya dari India). "Actually i was coming for umroh and I had lost my bag, my passport and my family. Now i am poor and living in Mecca" (Saya kemari untuk umroh. Saya kehilangan koper, paspor bahkan keluarga saya. Saya miskin dan luntang-lantung di Makkah). Sambil menjulurkan tangannya dia berkata, "Please give me some money" (Tolong berikan aku uang).

Jemaah umrah saat berada di Masjidil Haram pada Desember 2017

Ketika Anda memberikan uang biru WR Supratman, dia akan minta lembaran merah Soekarno Hatta. Ketika Anda ternyata 'baik hati' (baca: terlalu lugu) dan memberikan Soekarno Hatta mereka akan minta beberapa lembar.

Jamaah haji dan umroh yang dirahmati Allah,
Orang seperti ini tidak sedikit menghantui Masjidil Haram maupun di Nabawi. Penulis kerap bertemu mereka hampir di setiap kali kesempatan umroh. Kalau tidak salah penulis pernah memberikan uang, namun tidak pernah lagi setelah tahu yang mengaku seperti itu ada banyak. Nampak jelas itu hanya modus penipuan bukan miskin betulan.

Semua orang yang pernah kuliah di Arab Saudi tahu, bahwa di Arab Saudi setiap mahasiswa (apalagi yang non Saudi) tidak membayar uang kuliah. Bahkan mereka diberi mukafaah (beasiswa) bulanan 900-3000 Riyal (silakan kalkulasi dengan kurs 3,750). Bagaimana mungkin ada orang mengaku mahasiswa miskin padahal tiap bulannya menerima mukafaah cukup besar? Mahasiswa S1 saja bisa beli gadget macam-macam atau jalan-jalan keliling Saudi bahkan sampai Mesir ketika menerima mukafaah.

Kalau mereka kehilangan tas, paspor dan keluarga sehingga tidak bisa kembali ke negaranya lalu luntang-lantung di Saudi, kenapa mereka tidak datang ke kantor kedutaan negara mereka di Saudi atau melapor ke polisi dan justru berkeliaran di sekitaran masjid menjadi peminta-minta? Toh mereka bisa berbahasa Inggris dan Arab!

Masjidil Haram di Kota Mekah

Penulis rasa setiap kedutaan negara akan mencari jamaah mereka yang hilang jika memang ada. Bukankah kita masuk ke negara Saudi melalui proses imigrasi, foto, scan sidik jari, komputerisasi data, dll yang bisa mengetahui siapa masuk Saudi dan belum keluar.

Umroh Februari kemarin, penulis bertemu dengan salah satu mereka. Saat menoleh, dia langsung kabur karena itu bukan kali pertama dia meminta kepada penulis. Artinya dia masih ingat wajah"

Di akhir ceritanya, Ustaz Muflih menuliskan pesan-pesan agar tidak ada lagi jemaah asal Indonesia yang menjadi korban para hantu itu.

"Sekali lagi, jumlah mereka tidak sedikit," tulisnya.

Semoga apa yang menjadi pengalaman Ustaz Muflih melalui ceritanya ini bisa menjadi penambah wawasan bagi Anda yang ingin beribadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Baca: Video Detik-detik Badai Es di Kota Makam Nabi Muhammad

(ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya