Cerita Wakil Ketua KPK Ditolak Daftar Bitcoin

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Moch Asim

VIVA – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Laode M. Syarief bercerita berbagai macam modus pencucian uang hasil tindak pidana korupsi yang dilakukan para koruptor. Bahkan, ia menyebut salah satu caranya adalah dengan bitcoin.

Bitcoin Ungguli Aramco dan Meta

"Waktu saya ke FBI, saya ngobrol-ngobrol dengan namanya Dean. Saya bilang, apa yang kamu lakukan dengan Bitcoin? Dia bilang sama dengan kamu, enggak tahu apa yang harus dilakukan, karena tidak diatur negara jadi orang, kalau orang hasil kejahatannya dia masukkan ke Bitcoin, kita tidak tahu ke mana," ucap Syarif dalam acara Penutupan Rakernis Bareskrim Polri di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis 8 Maret 2018.

Syarif pun mengaku pernah membuat akun Bitcoin dengan nama samaran. Namun, saat itu Syarif mengaku ketahuan sebagai penegak hukum.

Harga Bitcoin Tembus Rp1,5 Miliar Lagi, Kapan Waktu Terbaik Buat Beli Kripto?

"Pernah kami bikin akun di Bitcoin, pura-pura atas nama. Pulang dari situ, kami sudah dapat email, menghina lagi, 'kamu pasti polisi', dari mana mereka tahu," ucap Syarif.

Selain itu, Syarif juga menyebut, ada pula modus transaksi suap dengan cara judi. Syarif mencontohkan judi bola atau pacuan kuda di sejumlah negara tidak dilarang, tetapi dijadikan modus untuk suap menyuap.

Bitcoin Gagal Tembus Harga US$100 Ribu, Ada Apa?

"Saya juga baru dengar, mungkin bapak-bapak sudah lebih tahu dari saya bahwa ada suap menyuap di sini, transaksinya di Singapura, itu biasa. Tetapi, yang tidak biasa, modus transaksinya dengan judi. Judi bola misalnya. Jadi, yang berjudi kan halal itu, kan bisa saja nonton pacuan kuda, oh menang dia, uangnya itu dibilang hasil menang judi bola, enggak dilarang kok, halal," kata Syarif.

Ilustrasi Risiko dan Pertimbangan Investasi Cryptocurrency

Jangan Salah Paham! Ini Penjelasan Lengkap Crypto & Bitcoin (BTC) untuk Pemula

Di Indonesia, meskipun crypto mulai diterima, ketidakpahaman ini masih menghambat banyak orang untuk memanfaatkan peluang yang ada.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024