Persaudaraan 212 Anggap Tangkapan Polisi Bukan MCA Asli
- viva.co.id/Jeffry Sudibyo
VIVA – Penasihat Persaudaraan 212, Kapitra Ampera menyatakan bahwa Muslim Cyber Army atau MCA yang juga disebut dengan The Family Muslim Cyber Army maupun MCA United bukanlah MCA yang sesungguhnya.
Kapitra mengatakan, MCA itu awalnya muncul karena solidaritas orang-orang yang disebutnya ingin membela Islam dan ikut dalam aksi-aksi bela Islam.
Kapitra mengatakan, hal-hal yang dilakukan MCA yang ditangkap oleh polisi tak sesuai dengan kaidah yang digariskan oleh MCA bentukan aksi 212 dan lanjutannya.
"Ini (MCA) yang pertama mem-protect saksi-saksi yang di-bully Ahokers dan perkara Basuki Tjahaja Purnama. Merupakan kesadaran peserta aksi meluruskan berita-berita itu. Mereka tak boleh lakukan ghibah mengeksploitasi aib orang," kata Kapitra di acara Indonesia Lawyers Club disiarkan tvOne, Selasa 6 Maret 2018.
Dia melanjutkan, MCA yang sesungguhnya juga tak memiliki struktur sebagaimana Family MCA dan MCA United yang disidik polisi saat ini.
"Kalau ada struktur, maka ini gadungan, ini gadung. Family MCA bodong. Jangan kesan seolah-olah umat Islam ini brutal, padahal ajaran Islam tidak pernah ofensif," lanjutnya.
Sebelumnya, belasan orang ditangkap polisi di enam kota berbeda terkait kejahatan siber MCA yang memproduksi hoax tentang kebangkitan PKI dan penyerangan terhadap ulama. Sebagian dari pelaku kini sudah ditahan polisi.
Kapitra menjelaskan, dia sendiri kurang yakin bahwa polisi bisa dengan tuntas menyelesaikan kasus ini. Dia meminta, polisi lebih cermat menggunakan istilah dan nama, termasuk tetap menyematkan kata "the family" atau "united" yang menurut dia bukan bagian dari MCA.
"Ini ada kaitannya dengan pilkada dan pilpres. Berarti ada aktor-aktor politik yang memainkan hoax ini," kata Kapitra.