MCA Bisa 'Ubah' Korban Kriminal Biasa Jadi Ustaz

Para penyebar sindikat hoax di Jawa Timur diringkus beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Selama bulan Februari 2018, Muslim Cyber Army terdeteksi telah menyebarkan sebanyak 45 berita bohong alias hoax tentang isu penculikan dan penyerangan ulama atau kiai.

Sarwendah Kasih Waktu 3x24 Jam Buat Netizen yang Disomasi Minta Maaf, Kalau Dilanggar...

Namun, kepolisian memastikan sebenarnya hanya ada tiga orang ustaz yang menjadi korban tindak kekerasan. Dan polisi memastikan tiga kasus itu murni tindak kriminal biasa.

"Dari pendalaman, kita menemukan isu terkait penyerangan ulama yakni 45 peristiwa. 42 di antaranya hoax," kata Kepala Satuan Tugas Nusantara, Irjen Pol Gatot Pramono Eddy, di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Senin 5 Maret 2018.

Tegas! Ini Alasan Sarwendah Somasi Netizen yang Fitnah Hubungannya dengan Betrand Peto

Lantas polisi pun langsung membentuk tim Satgas Nusantara guna melakukan penelusuran di sejumlah daerah terkait informasi itu. Dan didapati hanya beberapa yang benar-benar nyata peristiwanya ada.

"Yang betul-betul terjadi hanya 3. Ada 2 di Jabar dan 1 di Jatim. Di Jabar yaitu penyerangan Kiai Haji Umar di Cicalengka, kemudian korban meninggal di Cigondewa yaitu Ustaz Prawoto, serta kejadian di Lamongan, Jatim KH Hakam Mubarok" ujarnya.

Raffi Ahmad Geram Dituduh Lakukan Pencucian Uang, Begini Responnya

Baca: Ustaz Somad, Penyebar Isu Culik Kiai Bakal Masuk Surga, Hoax

Muslim Cyber Army (MCA)

Lebih lanjut, Gatot mengatakan, setidaknya ada empat isu hoax yang dimainkan kelompok yang selalu mengatasnamakan agama dan umat Islam.

Yang pertama, isu penyerangan yang benar-benar terjadi. "Jadi pelakunya ada, laporan polisi ada dan korbannya juga ada," ujar dia.

Kemudian ada isu peristiwa yang direkayasa dan diviralkan seolah-olah peristiwa itu terjadi. Seperti di Kediri, Garut, di Ciamis dan Kalimantan Timur.

Ketiga, peristiwa itu adalah peristiwa tindak pidana umum, tapi di tangan MCA kasus ini diviralkan seolah-olah korbannya ulama dan pelakunya orang gangguan jiwa.

"Korbannya bukan ulama. Tapi diviralkan seolah-olah adalah ulama. Pelakunya orang gangguan kejiwaan," kata Gatot.

Lalu, yang terakhir tidak terjadi peristiwa sama sekali, tapi diviralkan seolah-olah ada peristiwa penyerangan terhadap ulama.

"Di media sosial, kami menemukan koneksi antara peristiwa satu dengan yang lain sehingga terjadi peristiwa penyerangan terhadap ulama. Yang melakukan adalah kelompok eks Saracen terdahulu yakni MCA," kata dia lagi. (ren)

Baca: Terungkap, Muslim Cyber Army Ternyata Mantan Saracen

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya