Penyesalan Buwas, Rutan Buaya Bandar Narkoba Gagal Terwujud

Mantan Kepala BNN, Budi Waseso
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Beberapa waktu lalu publik sempat ramai dengan gagasan Kepala Badan Narkotika Nasional atau BNN saat itu, Budi Waseso alias Buwas yang akan membuat penjara khusus bagi para pengedar narkoba di tengah-tengah kandang buaya. 

Isi Garasi Petinggi Polisi yang Diduga Terlibat Suap Bandar Narkoba

Namun sayangnya Rutan Buaya khusus para pengedar narkoba itu hingga saat ini belum terwujud. Sementara Buwas sudah purnatugas mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala BNN. 

Buwas menjelaskan, alasan dirinya menggagas rutan khusus bagi para pengedar narkoba itu lantaran masifnya gerakan para sindikat atau bandar narkoba yang bergerak dari balik jeruji penjara. Bahkan Buwas menyebut, dari total kasus peredaran narkoba yang berhasil diungkap selama dirinya menjabat sebagai Kepala BNN, 50 persen lebih digerakkan oleh narapidana narkoba dari dalam lembaga pemasyarakatan atau lapas.

Kapolrestabes Medan Rico Dicopot, Ini Sosok Penggantinya

"Evaluasi pada saat itu, 50 persen pengendalian narkotika itu dari lapas dan sampai hari ini terbukti. Kenapa? karena yang jaga masih bisa berkolaborasi, karena dapat diintervensi dengan materi. Narkotika ini kejahatan yang luar biasa dan uangnya juga luar biasa, kemarin terbukti satu jaringan 6,4 T, bayangkan uang sebanyak itu, mereka bisa mempengaruhi oknum petugas lapas," kata Budi Waseso di Gedung BNN, Jakarta Timur, Senin 5 Maret 2018.

Ia melanjutkan, sebenarnya gagasan membuat rutan khusus para bandar narkoba di tengah-tengah kawanan buaya bukanlah rencana yang mengada-ada alias bercanda. Menurutnya, kandang buaya untuk para pengedar narkoba adalah salah satu gagasan serius untuk melawan upaya peredaran narkoba yang sudah sangat memprihatinkan.

Kapolda: Kapolrestabes Medan Tak Terbukti Terima Suap Bandar Narkoba

"Ini persoalan besar. Kalau sistem tidak dibangun dengan baik maka kejadiannya akan berulang, maka sebenarnya kalau sistem yang ada tidak diperbaiki maka ya sudah yang jaga mereka (para bandar narkoba) sekarang adalah buaya," ujarnya.

Ketika disinggung hal yang menjadi penyebab belum terwujudnya ide atau gagasan lapas khusus itu hingga dirinya pensiun, Buwas menyatakan hal itu seharusnya menjadi pertanyaan ke Kementerian Hukum dan HAM yang paling berwenang mewujudkannya.

Menurut Buwas, secara pribadi serta kelembagaan, dirinya sudah menyampaikan secara langsung kepada Presiden Joko Widodo terkait rencana menempatkan para gembong narkoba itu di pulau khusus yang dijaga buaya-buaya. Presiden Joko Widodo pun, lanjut Buwas, sudah setuju akan gagasan itu dan sudah menyerahkan konsep itu kepada Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. 

"Dan itu sudah saya sampaikan ke Kemenkumham untuk terus dilanjutkan ke Presiden dan beberapa kali Presiden menegaskan dalam rapat kabinet kepada Menkumham sebagai penanggung jawab bahwa konsep tentang tahanan narkotika yang terpisah dan tersendiri segera direalisasikan itu sudah tercetus dan dua kali saya sudah dengar langsung dan selama anggarannya ada, akan direalisasikan," kata Buwas mengisahkan.

"Bahkan, Presiden menyampaikan tidak perlu anggaran, kalau perlu langsung aja (anggarannya) itu dengan menjual aset tahanan yang ada untuk mendanai. Jadi itu bukan kewenangan saya ya, tahanan khusus itu adalah cara saya berpikir untuk membantu kepada instansi lain yang berwenang," lanjut mantan Kabareskrim ini.
 

Ilustrasi tahanan pelaku kejahatan

Simpan 5 Kg Sabu di Plafon Rumah, Bandar dari Kampung Bahari Ditangkap

Polisi sampai memburu pelaku bandar itu ke beberapa daerah sebelum ditangkap di wilayah Pandeglang, Banten.

img_title
VIVA.co.id
25 Januari 2022