Sudirman Said Soroti Pemecatan Dua Siswa SMA di Semarang

Calon Gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

VIVA – Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said bersimpati atas kejadian dikeluarkannya dua siswa SMKN 1 Semarang, Anindya Puspita Helga dan Mochammad Afif Ashor. Dia berharap polemik yang menjadi perhatian publik itu segera bisa diselesaikan.

Kasus Penganiayaan Terhadap Murid, Guru Honorer Supriyani Divonis Bebas

Sudirman mengaku belum mengetahui detail peristiwa yang menyebabkan siswa kelas XII sekaligus pengurus OSIS itu dikeluarkan dari sekolah. Namun, ia mengajak semua pihak untuk kembali fokus untuk kepentingan siswa.

"Secara sepintas saya ingin mengingatkan bahwa pendidikan itu tidak hanya untuk membangun pengetahuan, tapi juga kreativitas dan inisiatif anak-anak," kata Sudirman, Sabtu, 3 Maret 2018.

Pria di Pulogadung Sadar dan Tanpa Pengaruh Alkohol Aniaya Pengendara Mobil hingga Tewas

Anin dan Afif dikeluarkan dari sekolah pada 6 dan 7 Februari 2018 lalu. Dua pengurus OSIS itu diduga melakukan tindak kekerasan terhadap juniornya saat kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK).

Namun tindakan sekolah itu memantik polemik hingga saat ini. Terlebih keduanya akan segera menghadapi ujian nasional kelulusan.

Kecelakaan Lalu Lintas Berujung Pembunuhan di Pulogadung: Pengemudi Tewas Dianiaya Setelah Tabrakan Mobil

Baca Juga: Orangtua Beberkan Praktik Bullying di SMA 1 Semarang

Sudirman berpendapat, pihak sekolah harus cermat dalam membuat keputusan. Menurutnya, keseimbangan antara pendidikan di ruang kelas dan organisasi sangat penting dijaga. Tindakan sanksi yang terlalu keras akan membahayakan pengembangan masa depan siswa.

"Jadi tetap harus dilihat hati-hati. Tapi bagaimanapun yang diutamakan harus kepentingan siswa," katanya.

Terkait dugaan adanya budaya bullying yang terjadi di sekolah favorit itu, ia tegas harus ada tindakan. Namun, dia mengingatkan, agar semangat yang dibawa harus kembali pada spirit pendidikan. Di samping membangun pengetahuan, penting juga membangun sikap dan perilaku.

"Pengembangan keterampilan kreativitas cara mereka memperoleh live skill dan berorganisasi, termasuk bagian pembangunan attitude dan perilaku. Harus ada keseimbangan," katanya.

Baca: Dalih SMAN 1 Semarang Keluarkan Dua Siswanya

Peristiwa di SMA 1 Semarang, lanjutnya, juga harus menjadi pelajaran bagi Pempov Jawa Tengah yang sejak beberapa tahun terakhir mengambil alih pengelolaannya. Menurutnya, Pemprov harus mengevaluasi dan segera ambil tindakan terhadap sekolah sehingga tak hanya mengkambinghitamkan siswa.

"Selain soal bully, juga persoalan lain banyak yang melilit SMA dan SMK. Saya rasa ini adalah alarm bagi kita," tutur Sudirman. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya