Korban Konflik Aceh Hilang 16 Tahun, Ketemu Tinggal Tulang
- Polres Lhokseumawe
VIVA – Warga Desa Babah Krueng, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Aceh, digegerkan dengan temuan tulang belulang milik korban konflik Aceh di areal perkebunan warga. Tulang itu diduga adalah sisa dari jasad Zulkifli, warga setempat yang hilang sejak 16 tahun silam.
Tulang belulang itu awalnya ditemukan Mukhtaruddin, 35 tahun, pada Selasa sore, 27 Februari 2018. Saat itu, ia sedang menggali sumur tua yang lama tertimbun.
Saat sedang menggali, awalnya Mukhtaruddin, menemukan sebuah celana. Karena merasa curiga, ia terus menggali hingga menemukan sejumlah tulang, baju, celana pendek hingga sebuah dompet. Karena menjelang magrib, Mukhtaruddin kemudian menutup lagi lubang sumur tua yang digali, lalu melaporkan temuannya kepada aparat desa.
Pada Rabu pagi, polisi bersama warga menggali lagi dan mengamankan temuan tulang belulang itu, di antaranya tujuh tulang lurus, dua tulang engsel, satu kaus berkerah dengan motif kotak. Barang bukti lain adalah satu celana panjang, satu celana pendek, satu celana dalam, dan satu dompet berwarna hitam.
Semua barang bukti sudah diamankan di Markas Polres Lhokseumawe. Selanjutnya diperiksa oleh dokter untuk memastikan tulang belulang ini berasa dari satu jasad manusia atau lebih.
"Kalau sudah selesai semua, nanti akan dikebumikan secara layak,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lhokseumawe Ajun Komisaris Polisi Budi Nasuha Waruwu.
Hilang tahun 2002
Seorang perempuan bernama Helmiati, 40 tahun, warga Lhoseumawe, menduga tulang belulang itu adalah Zulkifli, suaminya. Dia buru-buru pergi ke lokasi penemuan tulang di Aceh Utara.
Pada tahun 2002, Helmiati yang bermukim di Dusun Jurong, ditinggal suaminya. Orang yang disayangnya itu hilang tak ada kabar di tengah badai konflik berkecamuk di Aceh. Waktu itu, memang kerap didapati orang hilang tanpa kabar.
Di sana ia menemui warga dan polisi yang telah lebih dahulu menggali sumur tua tempat tulang belulang itu ditemukan. Helmiati mulai harap-harap cemas menunggu hasil temuan.
“Dari sejumlah barang bukti yang ditemukan, Ibu Helmiati hanya mengenali dari dompet yang diduga kuat milik suaminya yang hilang sekitar tahun 2002 silam,” ujar Budi Nasuha Waruwu kepada VIVA.
Awalnya, Helmiati mencoba mengenali dari pakaian berupa kaus dan celana yang juga ditemukan di lokasi. Namun, kata Budi, Helmiati tidak ingat saat terakhir ia melihat suaminya menggunakan baju dan celana apa.
“Tetapi saudari Helmiati tanda akan dompet yang ditemukan dan meyakini dompet itu adalah dompet milik suaminya yang bernama Zulkifli, 45 tahun, yang dulunya bekerja sebagai petani di Sawang,” ujarnya.