Dilanda Kekeringan, 2.381 KK di Aceh Kesulitan Air Bersih

Kondisi kekeringan yang melanda ribuan hektare sawah.
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA – Masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur warga mengalami kekeringan akibat musim kemarau melanda Aceh sejak beberapa pekan terakhir.

Tiga Kabupaten di Aceh Dilanda Kekeringan

Informasi yang diperoleh VIVA dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang, kekeringan terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Tamiang Hulu dengan jumlah KK terdampak sebanyak 2.381 KK.

Kepala BPBD Aceh Tamiang, Syamsul Bahri mengatakan, kejadian ini dampak dari tidak turunnya hujan hampir selama satu bulan. Sehingga mengakibatkan keringnya sumber air yang dimiliki warga.

OJK Klaim Aset Kripto Berpotensi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Begini Penjelasannya

Adapun Desa yang terdampak kekeringan yaitu, Desa Wonosari, Desa Harum Sari, Desa Bandar Setia dan Desa Perkebunan Pulau Tiga Kecamatan Tamiang Hulu.

"Kekeringan itu membuat warga di sana tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih. Bahkan tanaman sawah dan ladang terancam gagal panen," kata Syamsul saat dikomfirmasi wartawan, Pada Jumat, 23 Februari 2018.

Pelaku Bakar Kotak Suara TPS di Jambi Karena Ingin Pemungutan Suara Ulang

Sampai saat ini, kata dia, penyaluran air bersih terus dilakukan BPBD Aceh Tamiang. Masyarakat di lokasi mengeluh karena mengalami kesulitan air bersih.

Kekurangan air bersih akibat dilanda musim kemarau ini, bukan pertama kali terjadi di kawasan ini. Tahun lalu warga juga mengeluhkan hal yang sama. Penyebabnya selain kekeringan juga faktor sumber air yang sulit.

"Sumber air memang sulit walaupun sudah dilakukan pengeboran hingga puluhan meter. Solusinya adalah PDAM dan tahun ini rencananya akan dipasang oleh dinas PU di setiap desa yang dilanda kekeringan tersebut," katanya.

Kepala Desa Bandar Setia, Jamaluddin menyebutkan, sumur warga di desanya rata-rata kering. Terpaksa mereka mencari air dengan jarak tempuh jauh di sekitar lokasi kebun karet dan sawit.

Di wilayahnya, lanjut Jamaluddin, yang menjadi persoalan ialah tidak adanya sumber mata air. Meskipun digali puluhan meter menggunakan mesin bor tetap air tidak muncul. "Di wilayah kami memang tidak ada mata air. Pernah dicoba sumur bor tetapi juga tidak dapat, apalagi sudah musim kemarau datang," ujarnya mengeluh.

Kondisi itu belum juga mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat. Kata Jamaluddin, pemerintah telah memasukkan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ke desa mereka tetapi hingga saat ini belum dioperasikan.

Sebelumnya, ribuan hektare sawah milik petani di Aceh juga mengalami kekeringan. Laporan pemerintah setempat, bencana ini meliputi sejumlah daerah yakni, Kabupaten Nagan Raya, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Besar, Kota Lhokseumawe, Langsa, dan Banda Aceh.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Aceh Mukhlis menyebutkan, secara rinci untuk sawah yang kekeringan yaitu Kabupaten Aceh Utara seluas 2.002 hektare, dan Aceh Besar seluas 1.882 Hektare.

Kemudian Kota Lhoksemawe seluas 379 hektare, Aceh Tamiang seluas 147 hektare, Nagan Raya seluas 30 hektare, Langsa seluas 8 hektare, dan Banda Aceh seluas 2 hektare.

"(Ada) 12 hektare yang (sudah) dinyatakan mengalami puso (gagal panen)" ujar Mukhlis, Selasa, 20 Februari 2018. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya