Menunggu Habib Rizieq
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA – Kerumunan orang berpakaian putih berkumpul di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Banten, Rabu, 21 Februari 2018. Sejak subuh, mereka telah bersiap-siap.
Tua, muda, laki dan perempuan pun berbaur. Pakaian jubah khas putih itu pun menjadi begitu kontras. Pagi menjelang siang itu, mereka percaya bahwa imam besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab, akan tiba.
Kabar itu telah beredar sejak sepekan lalu. Termasuk tiket kepulangannya dari Arab Saudi pun telah beredar jamak. "Info terakhir handphone dari Habib Rizieq sudah enggak aktif. Kemungkinan sudah di pesawat," ujar Novel Bamukmin, seorang anggota FPI yang menjemput.
Rizieq Shihab, memang sejak tahun lalu sudah berada di Arab Saudi. Petinggi FPI ini menetap di tanah Arab sejak namanya dikait-kaitkan dengan kasus pornografi.
Ditambah lagi, kepolisian pun telah menetapkan Rizieq sebagai tersangka. Karena itu, Rizieq pun memilih bertahan di Arab Saudi bersama keluarganya.
Kasus yang dialami Rizieq pun menjadi kontroversial. Banyak pihak meyakini bahwa ia memang menjadi tumbal ulah polisi yang mungkin tidak menyenanginya.
Namun banyak juga yang meyakini, ia memang terlibat di kasus pornografi. Apalagi, ia mengambil keputusan bersembunyi di Arab ketimbang menghadapi masalahnya lewat jalur hukum.
Terlepas itu, hingga siang menjulang, Rizieq jua datang. Dalam pesan suara yang diunggahnya dalam akun resmi di Twitter, Rizieq menyebut masih menunggu petunjuk dari Allah, kapan dia bisa kembali ke Indonesia. Karena itu, tanggal 21 Februari yang sejatinya begitu tepat dengan singkatan 212 seperti gerakan yang pernah dibangunnya, akhirnya batal.
Mereka yang menanti kedatangan Rizieq pun terpaksa menunggu kembali.
"Jika sudah dapat keputusannya, maka saya sendiri yang akan langsung mengumumkan kepada umat Islam di Indonesia tentang kepulangan saya. Insha Allah," ujar Rizieq.
