Emil Dialog dengan Perajin Tempe, Arumi Sibuk dengan Kedelai
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA – Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengunjungi sentra perajin tempe di kawasan Sanan, Kota Malang. Didampingi sang istri tercinta, Arumi Bachsin, Emil meninjau proses produksi tempe sekaligus berdialog dengan para perajin.
Emil mengaku takjub dengan semangat para perajin tempe di sana, tetapi sekaligus prihatin karena kedelai sebagai bahan bakunya masih impor. Memang, katanya, salah satu komoditas di Jawa Timur yang belum swasembada ialah kedelai, meski tempe adalah salah satu makanan utama masyarakat.
Kandidat pasangan Khofifah Indar Parawansa itu pun mengklaim telah merancang program kedelai tak lagi impor. Program itu ialah menanamkan atau mendorong investasi di bidang pertanian kedelai di luar Jawa.
Dasar pemikiran program itu, Emil menjelaskan, karena pertanian kedelai memiliki tantangan utama sangat bergantung pada cuaca, sehingga penanamannya pun mestilah di sela-sela tanaman palawija lain. Maka perlu fokus agar produksinya dapat mencapai swasembada atau sekurang-kurangnya dapat memenuhi kebutuhan perajin tempe.
Jika konsep penanaman kedelai berjalan baik, katanya, itu akan mengurangi kebutuhan impor kedelai perajin tempe di Jawa Timur, terutama di Malang. Sebagai kota dengan ikon kuliner tempe, Kampung Sentra Tempe Sanan menghabiskan 30 ton kedelai per hari.
"Di sentra tempe Sanan, hampir seluruh kedelainya impor. Ini bukti bahwa mereka bisa mengelola kedelai dengan baik. Ada dua ratus keluarga yang memproduksi tempe seharinya tiga puluh ton kedelai, perputaran uang dua-tiga miliar per hari. Ini luar biasa kawasan Sanan," kata Emil.
Perlu peran Pemerintah Provinsi sebagai penghubung antara perajin tempe dengan pemerintah kabupaten/kota dalam pengembangan dan pemberdayaan potensi Kampung Sentra Tempe Sanan.
"Karena harga kedelai bukan sepenuhnya kendali ada di pemerintah provinsi, kita lebih mendorong efisiensi; bagaimana daya tarik kawasan ini meningkat terus. Saya lihat kawasan tempe Sanan pengunjungnya dari berbagai daerah dan luar negeri," ujarnya.
Selagi Emil mengobrol serius dengan sejumlah perajin, Arumi tampak terpukau dengan proses produksi tempe. Dia sesekali menyimak obrolan suaminya sembari sibuk memain-mainkan bahan baku kedelai yang digelar dalam beberapa nampan besar berdiameter satu meter.
Kehadiran Arumi yang kala itu mengenakan kerudung juga menyita perhatian warga setempat dan para perajin. Dia jadi objek rebutan berswafoto atau selfie oleh warga. (ase)