Penyerang St Lidwina Pernah Mau Perang ke Suriah, Tapi Gagal
- VIVA/Daru Waskita
VIVA – Suliono, pelaku penyerangan brutal yang melukai lima orang di Gereja St Lidwina, Gamping, Yogyakarta, ternyata selama ini cukup dekat dengan pola hidup radikal. Bahkan, dia pernah berusaha pergi Suriah untuk bergabung dan berperang dengan ISIS. Namun gagal terlaksana.
"Yang bersangkutan informasinya pernah coba membuat paspor berangkat ke Suriah tapi tak berhasil," kata Kapolri, Jenderal Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Senin 12 Februari 2018.
Karena hal tersebut, Tito menduga pelaku akhirnya melakukan perbuatan amaliah untuk menyerang kelompok yang dianggap kafir oleh pelaku.
"Oleh karena itu kita lihat yang bersangkutan sangat mendekati bahwa yang bersangkutan sosok yang radikal," katanya.
Mengenai motif pelaku, mantan Kapolda Metro Jaya ini belum dapat memastikannya. Saat ini, pelaku masih dalam perawatan akibat tembakan saat diamankan.
"Polri tidak ingin berspekulasi, apa mungkin ada motif desain, apapun juga, tapi beranjak pada fakta hukum," ucapnya.
Mantan Kepala BNPT ini juga memerintah Densus 88 Antiteror bersama jajaran intelijen Mabes Polri dan Polda Yogyakarta untuk mendalami identitas pelaku.
"Sementara ini didapati informasi yang bersangkutan asal Banyuwangi, pernah di Sulteng, pernah di Poso, Magelang, dan ada indikasi kuat yang bersangkutan ini kena paham radikal yang pro kekerasan," katanya.
Sebelumnya, peristiwa penyerangan Gereja Santa Lidwina, Yogyakarta terjadi pada Minggu 11 Februari sekitar pukul 07.30 WIB pagi.
Pelaku yang membawa senjata tajam masuk ke dalam gereja dan melakukan penyerangan terhadap jemaat yang sedang melaksanakan ibadah. Akibat kejadian ini, ada empat korban terluka di antaranya seorang pastur, dua jemaat dan satu anggota kepolisian.
Baca: Penyerang St Lidwina Tinggal 4 Hari di Musala Dekat Gereja