Meski Menyakitkan, Peninggalan Sejarah Wajib Dijaga

Rumah Cimanggis Peninggalan Kolonial Belanda
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kontroversi cagar budaya Rumah Cimanggis akhirnya berakhir damai. Pihak yang akan mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di area di mana terdapat Rumah Cimanggis, sebuah rumah tinggal berusia tiga abad, setuju tak akan menghancurkan rumah tersebut.

Tiket Museum Terlalu Murah, Pengunjung Bakal Dapat Pengalaman Murahan? Penggiat Angkat Bicara!

Ketua Ikatan Ahli Arkeolog Indonesia (IAAI) Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan mengatakan, Rumah Cimanggis adalah warisan budaya kebendaan yang memiliki nilai-nilai kesejarahan dan pengetahuan dalam bidang arsitektur. Menurutnya, meski warisan budaya itu memiliki sejarah yang menyakitkan, tapi bukti fisik itu harus tetap dijaga.

“Warisan budaya yang juga pernah digunakan untuk hal-hal yang menyakitkan bangsa kita harus diakui sebagai sejarah kita. Kita tidak boleh malu. Bagaimana mungkin cerita sejarah kelam yang dapat dijadikan pembelajaran ke depan dapat ditunjukkan kepada generasi muda dan mendatang kalau bukti-bukti fisiknya dihilangkan,” kata arkeolog asal Universitas Indonesia (UI) ini kepada VIVA, Rabu, 7 Februari 2018.

Melestarikan Pura Mangkunegaran

Menurut anggota Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Prof. Dr. Anna Erliyana S.H., M.H, hal besar yang menjadi tantangan dalam pelestarian cagar budaya adalah sering kali melestarikan cagar budaya dianggap urusan pemerintah, bahkan hanya dianggap urusan orang-orang kebudayaan.

"Hal lain adalah masalah ekonomi. Misalnya, bangunan yang memiliki nilai sejarah dengan mudah diruntuhkan karena dianggap 'makan dana' terus tanpa menghasilkan. Sementara itu bangunan baru dianggap lebih menguntungkan," ujarnya.

KCBN Muarajambi: Mega Proyek Kebudayaan Menakjubkan, Bakal Jadi Sumber Inspirasi dan Pengetahuan

Menjaga warisan budaya adalah tugas bersama antara pemerintah dan masyarakat. Namun, tak banyak yang menyadarinya. VIVA mengulas lengkap soal menjaga cagar budaya dari kepunahan. Untuk cerita lengkapnya, silakan klik di sini

Dalam hal menjaga warisan budaya, Jepang dan Eropa bisa menjadi contoh negara yang sangat menjaga jejak masa lalu mereka dengan merawat warisan budayanya. Jepang bisa jadi paling terdepan, mereka sudah membuat banyak sekali aturan sejak abad ke 19.

Sementara itu, Eropa memilih untuk menggunakan warisan budaya dengan menggunakannya untuk kepentingan masyarakat urban tanpa mengubah bentuk aslinya. Selengkapnya, silakan klik di sini.

Bukan hanya Rumah Cimanggis yang nyaris tergerus pembangunan dan modernisasi. Sejumlah bangunan yang berusia ratusan tahun dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia juga banyak yang sudah dihancurkan. VIVA merangkumnya dalam sebuah infografik yang bisa Anda cek di sini.

Menjaga dan merawat cagar budaya memang tak mudah. Tapi bukankah kita begitu sering menggunakan pameo ini, "Jangan sekali-sekali melupakan sejarah." Dengan mengabaikan dan tak peduli pada cagar budaya yang ada di sekeliling, bahkan menghancurkannya, jangan-jangan kita sudah berada dalam barisan, mereka yang mengabaikan sejarah.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid. VIVA/Dani Randi

Hilmar Farid: PR Kita Masih Banyak Terutama Soal Perlindungan Cagar Budaya

Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid menyebutkan masih banyak pekerjaan rumah (PR).

img_title
VIVA.co.id
5 September 2024