Jokowi Minta Pelaku Kekerasan Pemuka Agama Ditindak Tegas
- ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
VIVA – Presiden Joko Widodo menegaskan tak ada tempat sedikit pun bagi pelaku tindakan intoleransi di Indonesia. Hal itu disampaikan menyikapi maraknya tindakan intoleransi berupa kekerasan terhadap sejumlah pemuka agama di Indonesia beberapa waktu terakhir.
"Berujar (intoleran) saja tidak (bisa diterima), apalagi dengan cara-cara kekerasan," ujar Jokowi di Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon, Jakarta Pusat, Senin, 12 Februari 2018.
Menurut Jokowi, Indonesia merupakan negara dengan identitas kemajemukan yang kerukunannya telah dipertahankan selama lebih dari 70 tahun sejak merdeka. Kerukunan itu ditegaskan juga dijamin oleh konstitusi bangsa yang memang disusun dengan melihat identitas bangsa yang terdiri dari beragam suku, ras, dan agama.
"Oleh sebab itu, kita tidak memberikan tempat sedikit pun kepada orang-orang yang melakukan, mengembangkan, menyebarkan, intoleransi di negara kita," ujar Jokowi.
Meski demikian, Jokowi menyampaikan, merebaknya tindakan intoleran juga sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Jokowi menengarai era keterbukaan informasi menjadi sebab hal itu terjadi.
"Saya sudah perintahkan ke aparat untuk bertindak tegas, dan negara menjamin penegakan konstitusi secara terus menerus dan konsekuen," ujar Jokowi.
Jokowi pun menegaskan akan mengusut tuntas permasalahan ini. Motif kekerasan yang dilakukan pun terus didalami.
"Saya belum mendapat laporan. Kapolri juga masih mendalami," ujar Jokowi.
Kekerasan terhadap pemuka agama tercatat setidaknya sebanyak empat kali sepanjang Januari hingga Februari 2018. Pada 27 Januari 2018, tokoh NU dan pengasuh Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, diserang.
Pada 1 Februari 2018, Komandan Brigade PP PERSIS HR Prawoto diserang di Blok Sawah, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat. Kekerasan juga sempat terjadi kepada Biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Banten pada 7 Februari 2018.
Aksi kekerasan terakhir terjadi pada Minggu kemarin, 11 Februari 2018 terhadap pastur Romo Edmund Prier beserta jemaatnya dan petugas polisi di Gereja St. Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.